PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional akan melebarkan produksi avtur ramah lingkungan atau sustainable aviation fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil/UCO) ke Kilang Refinery Unit (RU) II Dumai di Riau, dan RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat.
Saat ini, produksi SAF baru berada di Kilang RU IV Cilacap, Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan dalam kegiatan Jejak Keberlanjutan Series 2 yang diselenggarakan di Kilang RU IV, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kilang Cilacap menjadi kilang perintis produksi SAF dan ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk menjadi green refinery atau kilang hijau. Saya juga percaya bahwa kilang lainnya seperti Dumai, Balongan, dan lainnya bisa mewujudkan menjadi green refinery," katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia mengatakan SAF menjadi salah satu produk unggulan Kilang Cilacap. Sebab, SAF merupakan hasil sinergi Pertamina Group, mulai dari Pertamina sebagai holding maupun subholding seperti Kilang Pertamina Internasional, Patra Niaga, serta Pertamina Drilling Services Indonesia.
Pelita Air yang telah melakukan penerbangan perdana dengan avtur dari minyak jelantah.
"Pertamina melalui RU IV Cilacap dan kerjasama holding dan subholding bisa mengolah minyak jelantah menjadi produk energi yang berkelanjutan," katanya.
Kilang Cilacap perdana memproduksi SAF dari minyak jelantah pada Juli lalu, dan melakukan inaugural flight dengan Pelita Air pada 20 Agustus 2025. SAF menggunakan minyak jelantah ini menjadi pengembangan bahan bakar aviasi ramah lingkungan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, yang memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091.
SAF sudah tersertifikasi oleh Renewable Energy Directive European Union (RED EU), serta International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dari mulai pengumpulan UCO, fasilitas produksi di kilang, sampai kepada fasilitas transportasi dan distribusi SAF.
(fby/agt)