Harga Minyak Turun Tipis, Dipengaruhi Pasokan dari AS dan Rusia

CNN Indonesia
Senin, 01 Sep 2025 13:21 WIB
Harga minyak turun tipis, Senin (1/9) gara-gara peningkatan produksi minyak di AS dan gangguan pasokan minyak dari Rusia.
Harga minyak turun tipis, Senin (1/9) gara-gara peningkatan produksi minyak di AS dan gangguan pasokan minyak dari Rusia. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah bergerak tipis pada perdagangan Senin (1/9) karena kekhawatiran atas peningkatan produksi dan dampak tarif Amerika Serikat (AS). Kondisi itu dibarengi gangguan pasokan yang disebabkan peningkatan serangan udara Rusia-Ukraina.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 30 sen atau 0,44 persen menjadi US$67,18 per barel. Senada, minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melemah 28 sen atau 0,44 persen ke level US$63,73 per barel.

Aktivitas perdagangan diperkirakan terbatas karena hari libur bank di AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketegangan di Eropa Timur meningkat setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji akan membalas serangan drone Rusia dengan melancarkan serangan lebih dalam ke wilayah Moskow.

Kedua negara terus menggempur infrastruktur energi satu sama lain, memicu gangguan terhadap ekspor minyak Rusia.

Data pelacakan kapal tanker yang dikutip oleh analis ANZ menunjukkan pengiriman minyak Rusia pekan lalu turun ke level terendah dalam empat minggu, yakni 2,72 juta barel per hari.

Meski demikian, ekspor minyak Rusia ke India diperkirakan akan meningkat pada September, meskipun India dikenakan tarif sekunder oleh AS atas pembelian minyak dari Moskow.

Pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam forum Shanghai Cooperation Organisation di China disebut akan menjadi sorotan, terutama di tengah tekanan dari AS.

Sementara itu, laporan manufaktur dan ekspor dari China, Jepang, dan Korea Selatan menunjukkan hasil yang beragam. Aktivitas pabrik di China tumbuh tak terduga pada Agustus, tetapi melemah di negara Asia lainnya akibat dampak tarif AS, yang membayangi prospek pemulihan ekonomi kawasan.

Pada Agustus, harga Brent dan WTI mengalami penurunan bulanan pertama dalam empat bulan, masing-masing turun lebih dari 6 persen di tengah kekhawatiran terhadap pasokan dari OPEC+.

Investor kini menantikan pertemuan OPEC+ pada 7 September untuk mencari petunjuk arah kebijakan pasokan selanjutnya. Di sisi lain, produksi minyak mentah AS mencetak rekor tertinggi pada Juni, naik 133 ribu barel per hari menjadi 13,58 juta barel per hari, menurut data Badan Informasi Energi AS.

Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pekan ini juga menjadi sorotan pasar karena dinilai dapat memberikan petunjuk arah kebijakan suku bunga yang berpotensi mempengaruhi selera risiko investor terhadap komoditas.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER