Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy menyebut dana keluar dari pasar modal atau capital outflow menembus Rp1,2 triliun akhir pekan lalu, saat gelombang demo terjadi di berbagai daerah.
Irvan meyakini hal ini hanya dinamika biasa. Menurutnya, ada potensi dana asing kembali masuk ke pasar modal di waktu mendatang.
"Yang paling parah Rp1,2 triliun. Menurut saya ya ini kan dinamika market yang aku pikir ini akan terjadi seperti ini ya," kata Irvan kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Senin (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan fundamental perekonomian Indonesia masih cukup kuat. Dengan alasan itu, BEI memutuskan transaksi perdagangan saham tetap beroperasi seperti biasa.
Menurutnya, saat ini Indonesia hanya perlu menjaga tren positif. Hal ini seperti dinamika pasar modal saat rebalancing Morgan Stanley Capital International (MSCI).
"Saya yakin dengan fundamental kuat negara kita, market kita bagus mereka akan balik lagi. Pada saat MSCI kita punya inflow banyak," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan juga mencatat capital outflow Rp250 miliar pada 25-28 Agustus 2025.
Ia mengatakan hal ini akibat selisih dari jual bersih (neto) di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10,79 triliun. Sementara itu, beli neto di pasar saham hanya sebesar Rp2,62 triliun dan Rp7,93 triliun di pasar SBN.
Sebelumnya, situasi Indonesia memanas dalam sepekan terakhir. Gelombang aksi demonstrasi terjadi di berbagai kota karena kenaikan tunjangan anggota DPR. Unjuk rasa semakin panas usai polisi melindas pengemudi ojol Affan Kurniawan hingga tewas di Jakarta, Kamis (28/8).
(del, dhf/pta)