BI Borong SBN Rp200 T Buat Ongkosi Asta Cita Prabowo

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2025 11:24 WIB
BI membeli SBN hingga Rp200 triliun. Ini berarti skema burden sharing yang dilakukan saat situasi krisis pandemi covid-19 dilanjutkan.
BI membeli SBN hingga Rp200 triliun. Ini berarti skema burden sharing yang dilakukan saat situasi krisis pandemi covid-19 dilanjutkan. (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) hingga Rp200 triliun.

Pembelian SBN dilakukan melalui pasar sekunder.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pembelian SBN dilakukan untuk mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, seperti perumahan rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembelian SBN dari pasar sekunder kami update kemarin dan sejak kemarin kami telah membeli SBN sebesar Rp200 triliun data terbaru kemarin termasuk untuk debt switching," kata Perry dalam rapat dengan Komisi IV DPD, Selasa (3/9).

"Sebagian dana dari SBN ini untuk pendanaan program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita seperti perumahan rakyat, Koperasi Desa Merah Putih dengan burden sharing atau pembagian beban bunga yang tentu saja bersama BI dan Kementerian Keuangan dan karenanya akan mengurangi beban pembiayaan dari program-program untuk ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita," sambungnya.

Selain pembelian SBN di pasar sekunder, BI juga melakukan penurunan suku bunga BI rate sebanyak 5 kali sepanjang tahun ini menjadi sebesar 5 persen. Perry mengatakan mengatakan suku bunga BI rate saat ini menjadi yang terendah sejak 2022.

"Sekarang ini terendah sejak tahun 2022 bersamaan dengan penurunan suku bunga kebijakan moneter, yield SBN 10 tahun juga turun pernah mencapai tertinggi 7,26 persen pada Januari 2025 sekarang berkisar antara 6,3 persen," katanya.

Skema burden sharing pertama kali muncul saat krisis di masa pandemi covid. Jadi, Bank Indonesia (BI) berbagai beban dengan pemerintah dalam membiayai penanganan covid di dalam negeri lewatpembelian surat berharga negara (SBN) di pasar primer.

Sebelumnya, BI hanya boleh membeli surat utang negara di pasar sekunder.

Kebijakan BI dalam membeli surat utang pemerintah di pasar primer merupakan komitmen bank sentral dengan pemerintah dalam melakukan burden sharing, yang diteken dalam surat keputusan bersama (SKB) I hingga SKB III antara BI dan pemerintah.

Berdasarkan perjanjian terakhir, yakni SKB III yang diteken pada 23 Agustus 2021, kesepakatan burden berakhir pada 2022.

Pembelian di pasar perdana adalah pembelian langsung surat utang negara oleh investor melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Pembelian hanya bisa dilakukan dengan harga dan periode waktu tertentu yang ditetapkan pemerintah, biasanya beberapa minggu selama masa penawaran.

Setelah masa penawaran berakhir, surat utang itu tak lagi tersedia di pasar perdana, dan hanya bisa diperoleh di pasar sekunder.

Di pasar sekunder, investor bisa menjual surat utang negara lebih mahal atau justru didiskon dari harga yang ditetapkan pemerintah. Jual beli berlangsung antarinvestor, bukan lagi antara investor dan pemerintah.

Transaksi di pasar sekunder tak terbatas masa penawaran, bisa dilakukan setiap hari kerja bursa.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER