BI Ramal Ekonomi RI Lebih Moncer di Semester II 2025

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 18:52 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di semester ini akan ditopang oleh kinerja ekspor dan meningkatnya permintaan domestik.
Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di semester ini akan ditopang oleh kinerja ekspor dan meningkatnya permintaan domestik. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II 2025 akan lebih baik dibanding semester sebelumnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di semester II akan ditopang oleh kinerja ekspor serta meningkatnya permintaan domestik.

"Pada semester II 2025, pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik didorong oleh tetap positifnya kinerja ekspor dan meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan ekspansi belanja pemerintah," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry mengatakan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,14 persen (yoy) pada kuartal II atau lebih tinggi dibanding kuartal I di level 4,78 persen (yoy), BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 secara keseluruhan berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen atau di atas 5,1 persen.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sambungnya, dibutuhkan sinergi dan koordinasi kebijakan pemerintah dan BI. Belanja pemerintah, termasuk melalui implementasi program prioritas, dapat memberikan dukungan terhadap peningkatan kegiatan ekonomi domestik.

"Dari sisi Bank Indonesia, bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran terus dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan rendahnya inflasi dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah," katanya

Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi global diperkirakan di level 3 persen. Di Amerika Serikat (AS), prospek pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah sejalan dengan menurunnya permintaan domestik.

Ekonomi India juga melemah seiring dampak tarif AS yang lebih tinggi sehingga menekan kinerja ekspor dan sektor manufaktur.

"Sementara itu, ekonomi Eropa, Jepang, dan Tiongkok diprakirakan lebih baik seiring dengan kesepakatan tarif yang lebih rendah dan topangan belanja fiskal," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER