Pergantian menteri keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa langsung mengguncang pasar modal.
Investor asing tercatat menarik dana hingga US$254 juta atau setara Rp4,18 triliun (asumsi kurs Rp16.485 per dolar AS) hanya sehari setelah reshuffle diumumkan.
"Kita melihat bahwa kemarin ya itu pun juga dana investor yang keluar dari pasar dalam negeri itu mencapai US$254 juta, itu dampak dari diumumkan reshuffle kabinet Sri Mulyani," ujar pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ibrahim, pasar kaget karena reshuffle berlangsung tanpa sinyal.
Hal ini dianggap mengejutkan mengingat posisi mantan bendahara negara tersebut selama ini menjadi jangkar kepercayaan investor.
"Sri Mulyani adalah simbol stabilitas dan kepastian bagi investor, baik domestik maupun internasional. Dari era SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Jokowi, hingga masa pandemi covid-19, beliau selalu tampil sebagai figur yang menenangkan pasar. Kepergiannya jelas berdampak negatif," ujar Ibrahim.
Meski demikian, ia menilai gejolak pasar bersifat sementara.
"Mungkin antara dua sampai tiga hari akan terjadi koreksi, setelah itu pasar bisa kembali stabil. Purbaya sendiri sudah meminta waktu satu hingga dua minggu untuk melakukan pembenahan, sehingga peluang pemulihan tetap terbuka," tambahnya.
Pandangan serupa datang dari VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi. Menurutnya, tekanan di pasar masih dominan dipengaruhi sentimen domestik usai reshuffle.
"Kami berpandangan tekanan yang masih terjadi di IHSG dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri, termasuk kekhawatiran pasar pasca reshuffle kabinet. Reshuffle, termasuk Sri Mulyani yang digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, menunjukkan potensi risiko yang lebih nyata sampai kebijakan baru jelas dan kredibel," ujarnya.
Oktavianus menambahkan pelaku pasar kini menunggu sinyal kebijakan fiskal dari menkeu baru untuk memastikan arah anggaran ke depan.
Ia juga menyoroti pelemahan rupiah yang sudah bergerak di atas Rp16.400 per dolar AS, menandakan tekanan domestik masih terasa. Namun, ia melihat peluang dari faktor eksternal.
"Jika melihat indeks regional, kecenderungan menunjukkan penguatan seiring dengan potensi pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed. Estimasi akan terjadi pemangkasan 50 basis poin hingga akhir 2025, hal ini berpotensi mendorong inflow investment ke high risk asset," jelas Audi.
Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi reaksi negatif pasar usai dirinya ditunjuk sebagai menteri keuangan (menkeu), menggantikan Sri Mulyani.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,66 persen ke level 7.638 pada penutupan perdagangan kemarin (8/9) usai Menkeu Sri Mulyani terkena reshuffle kabinet. Hari ini, indeks saham juga terjun 1,78 persen ke 7.628 setelah Sri Mulyani resmi menyerahkan jabatan menkeu kepada Purbaya.
Menanggapi reaksi pasar, Purbaya memastikan dirinya tak akan mengambil kebijakan fiskal yang macam-macam, dan lebih memilih mengoptimalkan kebijakan yang sudah ada.
"Yang jelas kita tidak akan ambil kebijakan fiskal yang aneh-aneh. Yang ada, dioptimalkan sehingga menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat," kata Purbaya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9).
Purbaya menyampaikan ke depannya sistem finansial Indonesia akan lebih leluasa dalam membiayai pertumbuhan ekonomi dan program pemerintah. Ia berjanji ke depan pertumbuhan ekonomi dan program pemerintah akan berjalan lebih cepat dibanding sebelumnya.
Selain itu, Purbaya pun menyampaikan ia juga akan 'berguru' ke pendahulunya, Sri Mulyani. Hal itu sudah ia utarakan dan disambut baik oleh Sri Mulyani.
"Saya bilang ke Bu Sri Mulyani tadi, saya akan bertanya ke dia dari waktu-waktu, dan dia bersedia. Bersedia ngajarin saya," ujarnya.
(del/sfr)