Danantara Serap 40 Ribu Ton Gula Petani yang Tak Laku di Pasar

CNN Indonesia
Kamis, 11 Sep 2025 18:28 WIB
Danantara telah menyerap 40 ribu ton gula petani lokal yang tidak terjual di pasaran. (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah menyerap sekitar 40 ribu ton gula dari petani lokal yang tidak terserap di pasar.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan penyerapan dilakukan melalui mekanisme lelang. Menurutnya, langkah ini menjadi bentuk intervensi negara untuk menjaga harga di tingkat produsen.

"Sudah (diserap), duitnya sudah ada. Kan duitnya ada Rp1,5 triliun. Nah itu, kita ngambilin gula petani, sudah, 40 ribu ton sudah dibeli," kata Sudaryono di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9).

Ia menjelaskan langkah ini bukan berarti pemerintah akan membeli seluruh produksi gula petani. Pemerintah hanya membeli gula yang tidak terserap di pasar.

Sudaryono menyebut skema ini mirip langkah Perum Bulog dalam menstabilisasi harga gabah petani. Bulog menyerap gabah dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram (kg).

"Nah yang tidak diserap oleh pasar, negara hadir membeli itu sehingga petaninya tetap terjaga harganya, kesejahteraannya terjaga, semangatnya terjaga," jelas Sudaryono.

Sudaryono menambahkan anggaran Rp1,5 triliun untuk menyerap gula petani dalam negeri tidak dihabiskan sekaligus. Uang itu digunakan secara bertahap sesuai kebutuhan pasar.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan penyerapan dilakukan oleh BUMN pangan, yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan ID Food, dengan dukungan Danantara Indonesia. Dari total 81 ribu ton yang dialokasikan, masih tersisa sekitar 21 ribu ton untuk dibeli.

"Penyerapan dari SGN, Sinergi Gula Nusantara dan ID Food atau RNI, dua-duanya jalan. Tapi bertahap. Tinggal sisa terakhir 21 ribu ton dari total 81 ribu ton," ujar Arief.

Ia menambahkan keterlibatan swasta juga diharapkan untuk mendukung penyerapan gula petani.

Arief menyebut hingga akhir tahun, Indonesia masih berpotensi mengalami surplus gula konsumsi sekitar 1,3 juta ton. Karena itu, pengaturan produksi dan penyerapan menjadi kunci agar stok tetap terkendali dan tidak memicu harga jatuh.

"Jangan sampai nanti orang enggak mau menanam tebu karena tebunya jadi gula, gulanya enggak laku," ucapnya.

Program penyerapan gula petani dilakukan pemerintah untuk menjaga harga tidak jatuh di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) produsen sebesar Rp14.500 per kg. Mekanisme lelang dikelola SGN, dengan melibatkan ID Food dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).

Berdasarkan data Panel Harga Pangan per 23 Agustus 2025, rata-rata harga gula di tingkat produsen tercatat Rp14.746 per kg, sedikit di atas HAP, tetapi menunjukkan tren penurunan.

Sebelumnya, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) melaporkan stok 100 ribu ton gula menumpuk di pabrik karena sulit terserap pasar, sementara harga tetes tebu anjlok menjadi Rp1.500 per kg.

(del/dhf)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK