Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Amran Sulaiman, mengajak Unhas untuk terus melahirkan generasi unggul guna menghadapi tantangan bangsa ke depannya.
Hal itu disampaikan Amran saat menghadiri Dies Natalis ke-69 Unhas di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia menekankan bahwa Unhas memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi muda yang unggul secara akademik dan siap secara mental, termasuk menjawab tantangan sektor pangan.
"Sebagai Ketua IKA, saya mengimbau kepada seluruh dosen untuk mendidik generasi kita dengan kualitas luar biasa, bahkan kalau perlu secara eksponensial. Karena mereka inilah yang kelak akan menggantikan kita dan meneruskan perjuangan Republik Indonesia," kata Amran usai Upacara Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69 Unhas pada Sabtu (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran juga mengingatkan agar generasi muda tidak takut menghadapi tekanan. Ia mengibaratkan tekanan yang tinggi dapat menciptakan berlian yang indah.
Di hadapan civitas akademika, Amran pun menyampaikan perkembangan sektor pertanian nasional. Ia menyebut, sektor pertanian tengah menempuh transformasi besar, dari tradisional menuju modern.
"Alhamdulillah dengan doa seluruh rakyat dan petani Indonesia, kita sedang menuju capaian swasembada pangan. Insyaallah dalam tiga bulan ke depan, bila tidak ada aral melintang, kita bisa umumkan bahwa Indonesia sudah swasembada," katanya.
Selain itu, Amran juga memaparkan upaya konkret yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak produktivitas nasional. Upaya tersebut mencakup program cetak sawah hingga perbaikan irigasi, serta program peningkatan kesejahteraan petani.
"Ini adalah transformasi besar-besaran untuk mewujudkan pertanian yang sehat dan berkeadilan. Hasilnya sudah dirasakan, petani semakin sejahtera, nilai tukar petani (NTP) naik menjadi 123,57 persen. Bahkan laporan dari daerah menyebut petani kini lebih bahagia," ujar Amran.
Menurutnya, pemerintah telah berkomitmen menghadirkan ekonomi yang berkeadilan, termasuk melakukan penindakan tegas terhadap mafia pangan.
"Satu kata, tindak tegas. Kita tidak boleh kompromi terhadap praktik curang yang merugikan petani," kata Amran.
Saat ini, upaya meningkatkan produksi beras mulai menunjukkan hasil. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut potensi produksi beras Januari-Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton.
Estimasi produksi beras Indonesia ini sejalan dengan proyeksi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang menyebutkan bahwa produksi beras Indonesia musim tanam 2024/2025 akan mencapai 34,6 juta ton, tertinggi di kawasan ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.
Adapun FAO juga memprediksi produksi beras Indonesia tembus 35,6 juta ton pada 2025, menempatkan Indonesia sebagai produsen beras dengan kenaikan produksi beras tertinggi kedua setelah Brasil untuk tahun ini.
(rea/rir)