Antam Dorong Transisi Energi Hijau Lewat Nikel Berkelanjutan

CNN Indonesia
Senin, 15 Sep 2025 15:55 WIB
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi hijau nasional melalui pengelolaan nikel berkelanjutan. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi hijau nasional melalui pengelolaan nikel berkelanjutan.

Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan untuk tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Saat ini, Antam telah mengoperasikan tambang dan smelter nikel di sejumlah lokasi strategis seperti Kolaka Utara dan Konawe Utara di Sulawesi Tenggara, Halmahera di Maluku Utara hingga GAG Nikel di Sorong, Papua, yang kini menjadi area potensial yang tengah dikembangkan untuk memperkuat rantai nilai industri nikel nasional.

PT GAG Nikel saat ini beroperasi di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat. Kontrak Karya (KK) perusahaan anak usaha PT Antam Tbk itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang membuktikan bahwa pengembangan tambang nikel Antam tidak akan merusak lingkungan.

PT GAG Nikel memiliki jenis perizinan berupa Kontrak Karya yang terdaftar di aplikasi Mineral One Data Indonesia (MODI) dengan nomor akta perizinan 430.K/30/DJB/2017, dengan luas wilayah izin pertambangan 13.136,00 ha.

"Antam harus sustain, tidak hanya dari sisi bisnis tetapi juga dari sisi pengelolaan lingkungan dan masyarakatnya," Corporate Secretary PT ANTAM Tbk Syarif Faisal dalam acara Sosialisasi MediaMIND 2025 di Thamrin Nine Ballroom, Selasa (9/9).

Dengan pendekatan ini, Antam merencanakan pengembangan operasional yang mampu menciptakan nilai tambah jangka panjang.

Menurut Faisal, perusahaannya sadar bahwa pengembangan tambang nikel di Papua menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama pasar nikel global, sekaligus menyediakan bahan baku kunci untuk produksi baterai kendaraan listrik dan teknologi energi bersih.

Melalui pengelolaan nikel berkelanjutan, Antam berkontribusi nyata dalam mendukung upaya transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, Antam memastikan bahwa kegiatan tambang dan smelter di Papua tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan yang lebih lama. Hal ini termasuk komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan pemberdayaan masyarakat lokal.

"Nah, ini yang potensial untuk bisa kita kembangkan ke depan karena kembali bahwa Antam harus sustain, sustain dari bisnisnya maupun sustain secara pengolahan lingkungan dan masyarakatnya," kata Anas.

Dengan pengembangan di Papua, Antam berupaya agar nilai tambah dari penambangan nikel tidak hanya berhenti dalam rentang waktu 10-20 tahun, tetapi dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kemajuan industri dan pembangunan ekonomi nasional.

"Dengan dasar ini maka kita merencanakan operasional sehingga kembali nilai tambah dari penambangan ini tidak selesai hanya 10 tahun, atau 20 tahun, tapi akan berlanjut terus ke depannya sehingga industri ataupun bahan alam ini bisa termanfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk perkembangan Indonesia," jelasnya.
Hal ini pun tergambar dalam indeks kepuasan masyarakat terhadap program Antam yang mencapai 89,91 poin, sementara Stakeholder Perception Index berada di angka 89,96 poin. Angka ini menandakan penerimaan publik yang sangat tinggi, sebuah modal sosial yang krusial bagi keberlangsungan operasi tambang.

Untuk lingkungan, Antam juga berhasil mencatat capaian penting, yakni pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 5,72 persen, lebih dari dua kali lipat target yang dipatok hanya 2,25 persen.

Di sisi lain, perusahaan juga berhasil melakukan reklamasi lahan seluas 75,26 hektare, melampaui target 73,34 hektare. Lebih dari 190.813 pohon ditanam sepanjang 2024, bagian dari upaya memulihkan ekosistem pascatambang.

Semua ini dicapai dengan nol insiden lingkungan. Ditambah lagi, pengakuan eksternal datang melalui empat penghargaan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, termasuk dua peringkat emas yang merupakan pencapaian tertinggi.

Catatan Redaksi: Tulisan ini dibuat dalam rangka Lomba Jurnalistik MediaMIND 2025.

(ldy/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK