Shell Cs Sudah Serahkan Data Kebutuhan BBM ke Pertamina
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan badan usaha SPBU swasta seperti Shell Indonesia hingga BP AKR sudah menyerahkan data kebutuhan BBM kepada PT Pertamina (Persero).
Hal ini sebagai tindak lanjut kesepakatan pemerintah dan SPBU swasta untuk membeli BBM base fuel ke Pertamina untuk mengisi kekosongan stok di Shell dkk.
"Sudah menyampaikan data ke Pertamina," ujar Yuliot ditemui di kantornya, Selasa (23/9).
Yuliot menekankan dalam isu kelangkaan BBM di SPBU swasta ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Sedangkan, untuk jumlah kuota dan terkait harga diserahkan pembahasan secara B2B (business-to-business).
"Berapa kebutuhan akan open book. Tinggal konsolidasi saja dan waktu yg diberikan pertamina ke badan usaha kan tujuh hari," jelasnya.
Kelangkaan BBM terjadi di sejumlah SPBU swasta seperti Shell selama sebulan belakangan ini. Pemerintah tak mau menambah kuota impor untuk mengatasi kelangkaan BBM swasta tersebut.
Mereka mengizinkan impor boleh dilakukan kalau lewat Pertamina. SPBU swasta mau melakukan itu dengan syarat.
Pertama, kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia para SPBU swasta setuju asal BBM yang diimpor lewat Pertamina itu berbentuk bahan baku BBM (base fuel).
Kedua, pemerintah dan SPBU swasta sepakat untuk melakukan joint surveyor proses pengadaan minyak impor untuk memastikan kualitas dan spesifikasi minyak masih murni.
Ketiga, harga pembelian ke Pertamina dilakukan secara B2B (business-to-business) dengan mempertimbangkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
Keempat, Bahlil memastikan bahan baku BBM yang diimpor masuk ke Indonesia dalam 7 hari. Sehingga, stok SPBU swasta akan mulai tersedia dalam waktu dekat.
(ldy/agt)