Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyoroti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menurutnya kurang mampu menyerap tenaga kerja formal dengan gaji layak.
"Penyerapan tenaga kerja yang sekarang terjadi kan di sektor informal. Misal MBG, betul MBG menyerap tenaga kerja, tapi informal," kata Said di Sofyan Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (24/9), melansir detikfinance.
Said menjelaskan sebagian besar pekerja di dapur umum MBG alias Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berasal dari sektor informal, yang berarti mereka tidak mendapatkan penghasilan tetap setara upah minimum provinsi (UMP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kesempatan kerja di sektor formal yang menawarkan gaji layak justru menurun akibat berbagai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Banyak PHK di mana-mana. Banyak orang kehilangan daripada pendapatannya," ujarnya.
Ia menambahkan pekerja yang terdampak PHK kerap terpaksa beralih ke pekerjaan informal, misalnya sebagai pengemudi ojek online (ojol), yang masuk kategori gig worker. Pekerjaan ini tidak memberikan pendapatan tetap yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Orang kerja di sektor ojol misal, itu kan gig worker yang tidak jelas, itu dianggap penyerapan tenaga kerja. Padahal mereka pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan," tutur Said.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk meminta pendapat dan penjelasan terkait klaim Said Iqbal ini. Namun, yang bersangkutan belum merespons hingga berita ini tayang.
(del/agt)