Jokowi Buka Suara soal Jadi Penasihat Global Bloomberg New Economy
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai posisinya sebagai anggota Dewan Penasihat Global di Bloomberg New Economy.
Jokowi mengaku sudah ditawari posisi tersebut pada Januari 2025 lalu. Saat itu, Jokowi tak langsung memberi jawaban. Ia baru menerima tawaran tersebut pada akhir Januari.
"Kemudian pada bulan pertengahan Maret saya ditelepon langsung oleh Michael Bloomberg (pendiri Bloomberg) diberikan ucapan ya selamat itu sudah masuk ke Dewan Penasehat Global Bloomberg New Ekonomi," ujar Jokowi, Jumat (26/9).
Jokowi yang berlatar belakang pengusaha itu menjelaskan Bloomberg New Economy akan membicarakan tantangan dan ide-ide baru di bidang ekonomi.
"Menurut saya intelligence economy sangat penting sekali. Jadi itu sebuah proses untuk mengumpulkan, proses menilai. Kemudian juga proses-proses itu akan dipakai untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi yang sangat cepat," ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini sudah banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mempercepat pengumpulan informasi di bidang ekonomi. Ia menyebutkan di antaranya Artificial Intelligence (AI), 5G, hingga Internet of Things (IoT).
"Data-data ekonomi seperti yang tadi saya sampaikan itu akan penting sekali dibutuhkan real time," kata dia.
Jokowi ditunjuk menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy.
Bloomberg New Economy dalam situs resminya, mengumumkan jajaran dewan penasihat global pada April lalu.
Dewan Penasihat Global ini diketuai mantan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dan mantan Perdana Menteri Italia dan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi.
Sejumlah nama yang masuk ke dalam dewan penasihat yang tergabung di bawah pimpinan Raimondo and Draghi, Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo; Co-Founder & CEO Apollo Global Management Marc Rowan.
(syd/sfr)