PT Shell Indonesia, anak perusahaan Shell plc (Shell), bakal melepas bisnis stasiun bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia.
Rencananya, Shell akan mengalihkan bisnis itu kepada perusahaan patungan baru (new joint venture) antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan pihaknya berharap seluruh proses transaksi pengalihan bisnis SPBU ini bisa rampung pada 2026.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada penerimaan persetujuan peraturan dan diharapkan selesai pada 2026," ujar Susi dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (27/9).
Shell memastikan setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Bahan Bakar Minyak (BBM) Shell akan tetap berada di Indonesia.
Namun, bedanya, SPBU akan dikelola oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group melalui perjanjian lisensi merek.
"Produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi," jelasnya.
Dalam keterangan resmi di websitenya, manajemen Shell menyebutkan pengalihan kepemilikan merupakan bagian dari strategi Shell untuk transformasi portofolio dan sejalan dengan komitmen Capital Markets Day Shell.
Lihat Juga : |
Bisnis SPBU Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU Shell dan kegiatan pasokan serta distribusi BBM. Shell memiliki sekitar 200 lokasi SPBU di Indonesia di mana lebih dari 160 di antaranya dimiliki perusahaan dan terminal BBM di Gresik.
Citadel Pacific adalah perusahaan yang mapan dan terdiversifikasi dengan kegiatan operasional di seluruh Asia-Pasifik.
Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong. Sefas Group adalah distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia.
Kendati, pengalihan ini tidak termasuk bisnis pelumas Shell. Shell memiliki dan mengoperasikan pabrik pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun dan sedang membangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kilo ton per tahun.
Pada 2022, Shell mengakuisisi EcoOils yang memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia. Akuisisi EcoOils ini menambah portofolio bisnis bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan tersebut.
"Pengalihan kepemilikan bisnis ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia," tulis Shell.
(ldy/sfr)