TAIPAN

Henry Samueli, Dosen Terkaya Dunia yang Berharta Rp514,7 T

CNN Indonesia
Minggu, 05 Okt 2025 14:00 WIB
Henry Samueli merupakan salah satu dosen yang sukses menjadi konglomerat dunia. Kekayaannya berasal dari perusahaan cip asal AS, Broadcom.
Henry Samueli merupakan salah satu dosen yang sukses menjadi konglomerat dunia. Kekayaannya berasal dari perusahaan cip asal AS, Broadcom. (CNNIndonesia/Ridho).
Jakarta, CNN Indonesia --

Henry Samueli merupakan salah satu dosen yang sukses menjadi konglomerat dunia. Kekayaannya berasal dari perusahaan cip asal Amerika Serikat (AS), Broadcom.

Berdasarkan catatan Forbes, per Minggu (5/10), total kekayaan Henry mencapai US$31,1 miliar atau sekitar Rp514,7 triliun (asumsi kurs Rp16.550 per dolar AS.

Lantas bagaimana kisah hidupnya?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber, Henry Samueli lahir di New York, AS, pada 20 September 1954. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga Yahudi-Polandia.

Orang tuanya, Sala dan Aron, adalah imigran yang pindah ke AS karena ingin menyelamatkan diri dari tekanan Nazi di Eropa.

Saat Samueli kecil, keluarganya pindah ke Los Angeles dan membuka toko minuman keras di sana. Ia pun membantu keluarganya menjalankan usaha tersebut saat remaja.

"Saat rasa itu pertama kali saya terpapar pada dunia usaha," ujar Samueli dalam wawancara dengan President Broadcom Foundation Paula Golden yang ditayangkan pada akun Youtube Broadcom Foundation pada 6 September lalu.

Ketertarikan Samueli pada dunia elektronika muncul saat merakit radio AM/FM di bangku SMP. Selepas lulus SMA, Samueli pun melanjutkan kuliah teknik elektronika di University of California, LA (UCLA).

taipan

Ia menempuh pendidikan tinggi hingga meraih gelar doktor pada 1980. Setelah itu, ia pun aktif mengajar di Departemen Teknik Elektro dan Komputer pada almamaternya itu.

Selain mengajar, Samueli juga aktif berinovasi dan membuat terobosan di bidang elektronika. Atas beragam temuannya itu, ia mengantongi puluhan hak paten.

Pada 1991, kehidupan Samueli sebagai profesor berubah. Tepatnya saat ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan cip Broadcom Corporation bersama salah satu mahasiswa doktoralnya, Henry Nicholas.

Kala itu, mereka masing-masing berinvestasi US$5.000. Awalnya, mereka berkantor di kondominium Nicholas di Redondo Beach sebelum menyewa kantor di dekat UCLA, di Westwood, LA.

broadcom Henry SamueliHenry Samueli merupakan salah satu dosen yang sukses menjadi konglomerat dunia. Kekayaannya berasal dari perusahaan cip asal AS, Broadcom. (Tangkapan layar youtube Broadcom Foundation).

"Kami (Samueli dan Nicholas) tidak punya visi besar untuk perusahaan sebesar ini. Kami hanya berpikir akan sangat menarik untuk menjalankan beberapa proyek," ujar Samueli dalam petikan wawancaranya bersama Wallstreet Journal pada 2012 lalu.

Kemudian, pada 1995, Samueli memutuskan untuk bekerja penuh waktu di Braodcom dengan mengambil cuti mengajar di UCLA. Saat itu, mereka juga memindahkan kantornya ke Irvine, California.

Pada 1998, Broadcom melantai di bursa AS dan menjadi perusahaan publik. Nilai saham perusahaan pun melesat seiring booming teknologi dan internet.

Namun, pada 2008, Samuel terbelit kasus pemalsuan tanggal (backdating) opsi saham perusahaan untuk memanipulasi keuntungan.

Ia pun mengaku bersalah kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan mendapat hukuman percobaan lima tahun beserta denda pidana US$250 ribu. Ia juga wajib membayar US$12 juta ke Kementerian Keuangan AS.

Pada 2016, perusahaan cip asal Singapura, Avago, mengakuisisi Broadcom senilai US$37 miliar.

Terlepas dari kasus yang pernah membelitnya, Samueli tetap disegani sebagai tokoh penting meraih sejumlah penghargaan di bidang elektronika.

Salah satunya, pada 2012, Samueli memenangkan Marconi Prize and Fellowship karena dinilai mempelopori kemajuan dalam pengembangan dan komersialisasi rangkaian sinyal analog dan campuran untuk sistem komunikasi modern.

Samueli juga mendapat medali kehormatan dari American Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) pada tahun ini.

Selain bidang elektronika, Samueli juga memiliki ketertarikan pada olahraga hoki. Pada 2005, Samueli dan istrinya, Susan Samueli, membeli Tim Hoki Anaheim Ducks senilai US$70 juta. Kini, nilai tim tersebut menembus US$1 miliar.

Saat ini, Samueli tinggal bersama istrinya tinggal di Newport Beach, California. Keduanya memiliki tiga orang anak.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER