Peluang Emas! Jepang Butuh 40 Ribu Pekerja Indonesia
Kementerian Transmigrasi mengungkap Jepang membutuhkan tenaga kerja hingga 40 ribu orang dari Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara setelah bertemu dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Jepang (28/9).
Menurut Iftitah, saat ini baru ada 25 ribu tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di 24 sektor Negeri Sakura tersebut seperti pertanian, kelautan, konstruksi dan perawatan.
"Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia karena keramahtamahannya, hospitality-nya. Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang," kata Iftitah dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (5/10).
Iftitah berkata akan memperluas kesempatan bagi warga transmigran di Indonesia untuk bekerja di luar negeri, khususnya di Jepang.
"Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan, ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun untuk kemudian mereka nanti diberdayakan, balik lagi ke kawasan transmigrasi," kata
"Sehingga ketika dunia industri sudah settle masuk ke kawasan transmigrasi, mereka juga bisa terserap oleh lapangan kerja yang disediakan oleh industri karena sudah memiliki pengalaman tambahan, wawasan. Kemudian networking-nya juga sudah lebih luas, skill dan pengetahuannya juga sudah cukup tinggi," sambungnya.
Dia bilang selama ini sudah lebih dari 100 warga transmigran yang bekerja di berbagai sektor di Jepang, dengan gaji Rp25-55 juta per bulan, tergantung pada keahliannya.
Iftitah mengatakan Jepang juga membutuhkan banyak lahan untuk pertanian dan hasil laut. Jepang pun menawarkan agar para transmigran magang di Jepang selama 3-5 tahun.
"Jadi transmigran itu dimagangkan di Jepang, dikenalkan dengan teknologi yang cukup baik, baik di bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan. Kemudian tenaga kerja ini nanti bekerja untuk perusahaan Jepang yang akan investasi di Indonesia. Nah ini juga yang akan cukup menarik sehingga mereka katakan bahwa nanti sudah terbiasa dengan sistem dan mekanisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang," tuturnya.
Lihat Juga : |
Dengan skema ini, kata Iftitah, Indonesia akan mendapat keuntungan ganda, yakni soal ketrampilan serta peluang investasi.
"Jadi kita bisa dapat double benefit. Satu benefit skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang. Yang kedua adalah investor yang nanti akan berinvestasi di Indonesia di kawasan transmigrasi. Itu kira-kira pembicaraan yang kami lakukan. Sebagai langkah konkret, insya Allah bulan Oktober mereka akan datang ke Indonesia untuk kita melakukan (penandatanganan) nota kesepahaman," pungkasnya.
(dis/wis)