Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan yang meminta agar anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak dipotong.
Menurut Purbaya, permintaan Luhut menunjukkan dia sudah melihat langsung perkembangan penyerapan anggaran di lapangan yang dinilai berjalan baik.
Purbaya menyambut baik pandangan tersebut, tetapi ia menegaskan keputusan akhir tetap akan bergantung pada realisasi penyerapan hingga akhir Oktober. Apabila penyerapan masih rendah, maka sebagian anggaran akan dialihkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Luhut itu kan sudah mengakses penyerapan anggarannya, berarti dia nilai itu sudah bagus semua. Tapi kan kita melihat sampai akhir Oktober, kalau tidak menyerap ya kita akan potong juga," ujar Purbaya di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10), melansir 20detik.
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Intip Prospek Saham Pendulang Cuan di Awal Oktober |
Pernyataan Purbaya tersebut menanggapi ucapan Luhut yang sebelumnya memperingatkannya agar tidak memotong anggaran MBG.
Seusai bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Luhut mengatakan penyerapan dana program tersebut kini sudah membaik.
"Tadi kami pastikan juga bahwa penyerapan anggarannya sekarang kelihatan sangat membaik, sehingga Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa) ndak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap," kata Luhut dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan sama, Luhut meminta Dadan untuk memastikan seluruh anggaran yang sudah disiapkan pemerintah benar-benar digunakan. Ia menilai serapan anggaran yang optimal dapat menggerakkan ekonomi di daerah.
Program andalan Presiden Prabowo Subianto ini sebelumnya sempat mendapat sorotan dari Kementerian Keuangan karena penyerapan anggarannya dinilai lambat.
Purbaya bahkan sempat menyatakan siap mengalihkan anggaran MBG senilai Rp71 triliun jika hingga Oktober 2025 tidak terserap optimal. Ia menilai anggaran yang tidak digunakan justru membebani keuangan negara karena tetap menimbulkan beban bunga utang.
"Kalau ditemukan masih nganggur, kita bantu secepatnya supaya terpakai. Tapi kalau tidak bisa juga, kita ambil duitnya. Kan begitu, fair kan. Karena daripada nganggur duitnya, kan saya bayar bunga juga, saya akan alihkan ke tempat lain yang lebih siap," ujar Purbaya dalam kesempatan terpisah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (19/9).
Ia menambahkan salah satu opsi pengalihan anggaran jika penyerapan MBG tak optimal adalah memperpanjang program bantuan beras untuk masyarakat miskin.
Lihat Juga : |
"Yang 2 kali 10 kg beras kan bisa diperpanjang ke situ kalau memang tidak bisa diserap. Tapi kalau memang bisa diserap kan bagus," katanya.
Sementara itu, Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya menyebut penyerapan anggaran MBG terus menunjukkan tren positif. Ia melaporkan serapan telah mencapai Rp21,64 triliun atau sekitar 34 persen dari total anggaran Rp71 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp18,63 triliun disalurkan untuk bantuan makan bergizi, dengan cakupan 37 persen penerima manfaat.
Dadan menjelaskan lambatnya penyerapan di awal tahun disebabkan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih sedikit. Namun, kini jumlahnya meningkat signifikan menjadi lebih dari 8.000 unit dan ditargetkan mencapai 20 ribu unit pada November.
(del/sfr)