RI Butuh 5,3 Juta Tenaga Kerja Hijau Pada 2029

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 18:49 WIB
Chairperson ICEF Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 4,7 sampai dengan 5,3 juta tenaga kerja hijau (green jobs) pada 2029. ( ANTARA/Saptono/wpa/aww).
Jakarta, CNN Indonesia --

Chairperson Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 4,7 sampai dengan 5,3 juta tenaga kerja hijau (green jobs) pada 2029.

Secara umum, green jobs adalah pekerjaan yang berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

"Berdasarkan peta jalan tenaga kerja hijau Bappenas (Badan Pembangunan Nasional), Indonesia akan membutuhkan sekitar 4,7 sampai dengan 5,3 juta tenaga kerja hijau pada tahun 2029," katanya dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/10).

Marie mengatakan ia sempat berbicara dengan Kepala Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Edo Mahendra yang mengatakan RI hanya punya 20 persen tenaga kerja hijau dari yang dibutuhkan. Artinya masih dibutuhkan 80 persen lagi tenaga kerja lagi.

"Nah ini yang perlu dilakukan green skill development itu," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan potensi energi hijau sangat besar.

Hal itu katanya bisa dilihat dari prediksi Badan Energi Internasional (IEA) di mana total investasi energi global diperkirakan mencapai U$3,3 triliun pada 2025.

Dari jumlah tersebut, komposisinya dua per tiga adalah investasi energi hijau, sedangkan energi fosil hanya satu per tiga dari jumlah tersebut.

"Dan ini bukan saja renewable energy power generation, seperti solar, solar salah satu bobot yang besar. Nuklir ada di situ, electricity, grids, battery storage, dan energy efficiency," kata Marie.

Marie menjelaskan investasi energi hijau paling besar ada di China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) yang menyumbang porsi 90 persen. Sedangkan di negara berkembang porsinya masih kecil yakni hanya 10 persen.

"Jadi ini tantangan bagi kita juga, bagaimana kita meningkatkan investasi di energy transition," kata Marie.

 

(fby/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK