Marie Elka Sebut Migas dan Batu Bara Mulai Sunset

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 12:30 WIB
Chairperson ICEF Marie Elka Pangestu mengatakan industri energi fosil, seperti minyak dan batu bara, telah melewati masa kejayaannya dan mulai menurun (sunset).
Chairperson ICEF Marie Elka Pangestu mengatakan industri energi fosil, seperti minyak dan batu bara, telah melewati masa kejayaannya dan mulai menurun (sunset). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Chairperson Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) Marie Elka Pangestu mengatakan industri energi fosil, seperti minyak dan batu bara, telah melewati masa kejayaannya dan mulai menurun alias sunset.

Hal itu ia sampaikan dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/10).

"Kita lihat permintaan global terhadap energi fosil terus menurun, tidak hanya karena komitmen iklim, tetapi juga karena perubahan pasar dan kemajuan teknologi, dan hal ini diikuti juga dengan penurunan investasi pada energi fosil" uja Mari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam arti energi fosil dan termasuk migas, batu bara, sebetulnya boleh dikatakan adalah sunset industry," sambungnya.

Marie menceritakan ia pernah berbicara dengan pengusaha batu bara. Mereka, kata Marie, juga menyadari berada dalam sunset industry.

Hal itu ter dari prediksi Badan Energi Internasional (IEA) di mana total investasi energi global diperkirakan mencapai U$3,3 triliun pada 2025.

Dari jumlah tersebut, komposisinya dua per tiga adalah investasi energi hijau, sedangkan energi fosil hanya satu per tiga dari jumlah tersebut.

"Dan ini bukan saja renewable energy power generation, seperti solar, solar salah satu bobot yang besar. Nuklir ada di situ, electricity, grids, battery storage, dan energy efficiency," kata Marie.

Marie menjelaskan investasi energi hijau paling besar ada di China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) yang menyumbang porsi 90 persen. Sementara, di negara berkembang porsinya masih kecil yakni hanya 10 persen.

"Jadi ini tantangan bagi kita juga, bagaimana kita meningkatkan investasi di energy transition," kata Marie.

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan krisis iklim bukan ancaman tetapi kenyataan di depan mata.

Karena itu, ia mengatakan transisi energi perlu segera dilakukan.

"Kita semua tahu mengapa perubahan ini mendesak, krisis iklim bukan lagi ancaman di depan mata, ia sudah nyata dan kita bisa merasakan dampaknya," kata Fabby.

[Gambas:Video CNN]

 

(fby/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER