Kementan dan IWAPI Sinergi Perkuat Peran Perempuan di Sektor Pangan

Kementan | CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 15:05 WIB
Foto: Arsip Kementan.
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) sepakat memperkuat sinergi dalam menggerakkan peran perempuan sebagai garda terdepan ketahanan pangan nasional. Kolaborasi ini menitikberatkan pada pemberdayaan perempuan melalui sektor pertanian, peternakan, hingga urban farming berbasis rumah tangga.

Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, menyebut kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis yang telah terjalin sejak periode pertama kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Ia menegaskan IWAPI siap menjadi mitra aktif dalam memperluas gerakan perempuan pangan nasional.

"IWAPI memang sudah sejak lama menjadi mitra strategis Kementan. Sekarang kami fokus pada isu pangan dan akan membuat Gerakan Perempuan Pangan Nasional bersama Kementan," ujar Nita usai Audiensi dengan Mentan di Jakarta, Senin (6/10).

Nita menilai keberhasilan Kementan dalam menjaga stok dan produksi pangan nasional di bawah kepemimpinan Amran menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian berada di jalur yang tepat.

"Selama satu tahun terakhir Indonesia tidak melakukan impor beras, dan stok nasional bahkan mencapai 4,2 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Ini prestasi luar biasa," ungkapnya.

IWAPI, yang memiliki jaringan di 38 provinsi dengan lebih dari 40 ribu anggota perempuan pengusaha, melihat potensi besar perempuan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Sebagian besar anggotanya telah bergerak di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan pengolahan hasil pangan.

Selain itu, IWAPI juga mendukung program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden. Melalui gerakan pangan dari rumah, IWAPI mendorong perempuan untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sendiri, mulai dari sayuran, cabai, hingga peternakan kecil seperti ayam dan kambing.

"Kami ingin menggerakkan para ibu rumah tangga dan perempuan pengusaha agar mandiri secara pangan. Urban farming dan ternak skala rumah tangga akan memberi dampak besar bagi ekonomi keluarga sekaligus mendukung program MBG pemerintah," jelasnya.

Lebih lanjut, IWAPI telah memiliki sejumlah kegiatan konkret di sektor pertanian dan peternakan, seperti perkebunan cabai dan buah di Gresik, serta peternakan sapi dan kambing di Lampung Utara yang sebelumnya didukung Kementan.

"Kami sudah punya contoh nyata hasil kolaborasi dengan Kementan di kabinet sebelumnya, dan kami ingin melanjutkan itu. Kalau perempuan mau bergerak, dampaknya luar biasa," tegasnya.

Ke depan, IWAPI juga akan berkolaborasi dalam digitalisasi pertanian untuk memperluas akses dan efisiensi produksi pangan. IWAPI siap menjadi mitra Kementan dalam menyosialisasikan inovasi pertanian digital ke seluruh daerah.

"Kami ingin perempuan menjadi role model dalam kemandirian pangan. Dengan gerakan IWAPI, insya Allah perempuan Indonesia bisa menjadi inspirasi dan penggerak utama ketahanan pangan nasional," tutup Nita.

Sementara itu, Mentan menyambut positif inisiatif IWAPI. Mentan juga menegaskan komitmen Kementan dalam mendukung penuh gerakan IWAPI.

Menurutnya, Kementan akan memfasilitasi kebutuhan teknis seperti penyediaan bibit perkebunan, hortikultura, serta bantuan untuk peternakan ayam dan kambing.

"Saya membayangkan akan ada konsorsium besar organisasi perempuan Indonesia yang bergerak bersama dalam program pangan bergizi, gerakan pangan murah, dan kegiatan swasembada pangan," ujar Amran.

Mentan menekankan, perempuan memiliki peran strategis dalam menentukan kualitas generasi bangsa melalui pangan sehat dan bergizi. Melalui Program Pangan Bergizi, yang melibatkan rumah tangga, sekolah, kantor, pesantren, ASN, dan aparat keamanan, masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan segar seperti ayam, telur, ikan, susu, sayuran, dan umbi-umbian secara mandiri.

Menurut Mentan, Program Pangan Bergizi ini diproyeksikan mampu berkontribusi besar terhadap efisiensi pengeluaran masyarakat.

"Potensi pengurangan belanja rumah tangga bisa mencapai Rp1.400 triliun per tahun bila setiap keluarga mampu memproduksi sebagian kebutuhan pangannya sendiri," tegas Amran.

Mentan berpesan kemandirian pangan harus dimulai dari rumah tangga, dan peran perempuan menjadi kunci keberhasilan gerakan nasional ini.

"Indonesia punya sumber daya luar biasa. Ini pekerjaan besar, dan perempuan adalah garda terdepan. Dari rumah tangga yang produktif akan lahir generasi kuat dan mandiri," pungkasnya.

(ory/ory)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK