Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia bakal membangun Pembakit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas hingga 100 gigawatt (GW) tanpa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Bahlil, pembangunan PLTS nantinya hanya akan menggunakan sedikit anggaran negara, sementara sisanya akan dikerja samakan antara PT PLN (Persero) dengan swasta.
"Jadi yang pertama, kita mengerjakan ini tidak memakai dana APBN. Sedikit sekali. Kita akan pakai kolaborasi dengan swasta. Contoh di PLN, kita ke depan akan membangun solar panel 80-100 gigawatt," ujar Bahlil dalam acara Indonesia Langgas Berenergi yang digagas Detik dan CNN Indonesia, di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, pembiayaan investor akan dicari yang bisa memberikan persyaratan pinjaman paling ringan. Misalnya, suku bunga di bawah pasar hingga jangka waktu pembayaran yang panjang.
"Ini kita akan pakai investor dari luar negeri berkolaborasi dengan PLN. Kita cari pinjaman lunak," jelasnya.
Rencana ini, kata Bahlil, tujuannya untuk mencapai target kemandirian energi dalam negeri. Sebab, ini juga salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Namun, dalam hal ini, pihaknya akan berusaha menciptakan energi yang bersih demi masa depan bangsa yang lebih baik. Salah satunya, melalui program Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Nah, ini untuk anak-anak generasi Gen Z ini kan mau yang bersih-bersih. Jadi kita kasih untuk yang bersih. Kita mempunyai matahari, kemudian angin, kemudian air, dan panas bumi," tegasnya.
(ldy/pta)