PLN Beber Upaya Tekan Emisi di Sektor Ketenagalistrikan

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 09:38 WIB
PT PLN (Persero) beberkan berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan emisi di sektor ketenagalistrikan.
PT PLN (Persero) beberkan berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan emisi di sektor ketenagalistrikan. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT PLN (Persero) beberkan berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan emisi di sektor ketenagalistrikan.

Salah satunya mereka lakukan dengan tak lagi membangun pembangkit listrik penghasil fosil seperti PLTU dari batu bara.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Suroso Isnandar mengatakan saat ini sektor ketenagalistrikan menjadi penghasil CO2 terbesar yakni 45 persen sehingga harus betul-betul dilakukan perubahan melalui transisi energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan cara bagaimana, kalau kita lihat bar yang berwarna hitam itu adalah PLTU kita, maka kita komitmen agar PLTU itu secara natural pensiun, tapi tidak akan dibangun lagi," ujar Suroso dalam acara peluncuran Electricity Connect 2025 di Hotel Tribrata Jakarta, Selasa (7/10).

Dengan komitmen ini, PLN berharap dapat menekan emisi atau mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 sesuai dengan target pemerintah melalui Perjanjian Paris.

"Sehingga pada 2060 harapannya adalah melalui accelerated renewable energy development ini kita dapat mencapai net zero emission," imbuhnya.

Namun, Suroso menekankan dalam melakukan transisi energi tidak bisa lepas dari filosofi energy security atau keamanan energi. Ini menjadi salah satu dilema bagi PLN, sebab satu sisi sangat mendukung transisi energi dan di sisi lain harus tetap mengamankan listrik dalam negeri tetap hadir bagi masyarakat.

"Sehingga trilemma energi harus selalu dipenuhi antara energy security, affordability, dan environmental sustainability harus dijaga dengan baik dan juga harus mengindahkan praktik-praktik dalam good corporate governance," kata dia.

Tak hanya itu, PLN juga telah mulai beralih dalam beberapa tahun terakhir mengembangkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit dalam negeri. Apalagi, potensi EBT begitu melimpah sehingga harus segera dimanfaatkan untuk menggantikan PLTU.

"Potensi EBT kita. Surya mencapai 3.000 gigawatt, utilisasi baru 0,3 gigawatt. Hydro 95 gigawatt, utilisasi saat ini 6,3 gigawatt. Demikian bio energy, bio geothermal 24 gigawatt, utilisasi sekitar 2,3 gigawatt dan seterusnya. Artinya pemanfaatan EBT baru 0,2 persen dari total potensi. Dari potensi yang sekitar 3.000 gigawatt lebih, seandainya 10 persen tercapai saja, maka kita sudah mempunyai suatu sistem energi yang luar biasa," jelasnya.

Untuk mendorong pemanfaatan EBT ini, PLN berencana untuk melelang 4.118 proyek dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Lelang tahap pertama atau etape I akan dilaksana pada kuartal IV tahun ini.

"Dokumen lelang sudah siap untuk etape pertama Oktober, November, Desember, ada 278 proyek dengan total nilai mencapai Rp139,4 triliun," terangnya.

Kemudian, lelang tahan II rencananya akan dilaksanakan pada Desember 2025 hingga Juni 2026 dengan total 387 proyek. Kemudian, tahap III dijadwalkan berlangsung pada Maret 2026 hingga Juni 2027 sebanyak 1.907 proyek, dan tahap IV akan berjalan pada Januari 2027 hingga Juni 2029.

PLN menargetkan penambahan kapasitas sebesar 69,5 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ini, di mana 76 persen diantaranya berasal dari EBT.

"Ini adalah program yang akan kita jalankan yang akan menjadi acuan dalam melelangkan. Sehingga sektor ketenagalistrikan maupun industri pendukungnya yang 3-4 tahun belakang ini agak slow sedikit, siap-siap. Semuanya akan full capacity, pabrik konduktor, pabrik tower, mesin manufaktur, semuanya," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER