Bank Dunia Ungkap Susah Cari Kerja di RI: 1 dari 7 Anak Muda Nganggur

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 12:18 WIB
Bank Dunia menyebut satu dari tujuh anak muda di Indonesia menganggur. Kondisi itu menunjukkan mencari kerja di Indonesia sulit.
Bank Dunia menyebut satu dari tujuh anak muda di Indonesia menganggur. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Dunia merilis temuan yang menyatakan kondisi anak muda di Indonesia saat ini susah untuk mendapatkan pekerjaan.

Fakta itu terungkap dalam laporan World Bank East Asia and The Pacific Economic Update October 2025: Jobs. Laporan tersebut berfokus pada kondisi penciptaan lapangan kerja, termasuk di Indonesia.

"Sebagian besar orang di kawasan EAP yang mencari pekerjaan mendapatkannya. Tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi, tapi kaum muda sulit mendapatkan pekerjaan. Satu dari tujuh anak muda di China dan Indonesia menganggur," ungkap Bank Dunia dalam laporan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, tulis Bank Dunia, ada lonjakan penduduk muda di Indonesia dan Kamboja. Hal tersebut sejatinya membentuk potensi tenaga kerja, bahkan akan mengubah peta pasar di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Di lain sisi, partisipasi angkatan kerja perempuan ternyata masih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Ada kesenjangan jenis kelamin sekitar 15 poin persentase di Indonesia, Malaysia, hingga Filipina.

"Selain itu, banyak orang di kawasan (Asia Timur dan Pasifik) bekerja informal atau dengan produktivitas rendah. Kelompok masyarakat rentan yang jatuh ke dalam kemiskinan sekarang lebih besar daripada kelas menengah di sebagian besar negara," tuturnya.

Bank Dunia menyoroti aktivitas perdagangan global yang seharusnya memberi suntikan positif bagi kondisi tenaga kerja di masing-masing negara. Akan tetapi, justru lahir tiga dampak yang merugikan.

Pertama, tak semua negara melakukan transformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas. Bank Dunia menunjuk Indonesia sebagai salah satu negara yang terjebak dalam masalah tersebut.

"Di Indonesia, pangsa lapangan kerja manufaktur hampir tidak berubah dalam tiga dekade terakhir," tutur Bank Dunia.

Kedua, manfaat dari perdagangan belum terdistribusi secara merata. Integrasi memang meningkatkan produktivitas dan lapangan kerja di sektor-sektor utama, tapi nyatanya daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sering tidak ikut menikmati keuntungan tersebut.

Ketiga, ada paparan global value chain (GVC) terhadap kondisi lapangan kerja di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Hal tersebut diklaim menciptakan kerentanan dalam bentuk guncangan eksternal.

"Dalam beberapa tahun terakhir, gangguan rantai pasok serta fluktuasi permintaan atau peningkatan hambatan impor di pasar-pasar utama telah mempengaruhi lapangan kerja, terutama di kalangan pekerja dengan keterampilan rendah dan informal," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER