Petinggi Danantara Ungkap 2 Opsi Bereskan Utang Proyek Kereta Cepat

CNN Indonesia
Jumat, 10 Okt 2025 07:42 WIB
Danantara menyiapkan dua opsi untuk membereskan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang membebani neraca keuangan KAI.
Danantara menyiapkan dua opsi untuk membereskan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang membebani neraca keuangan KAI. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menyiapkan dua opsi untuk membereskan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Utang tersebut membebani neraca keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara Dony Oskaria mengungkap dua cara itu adalah menyuntik dana ke KAI atau mengambilalih infrastruktur Kereta Cepat.

Mulanya, Dony menjelaskan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mulai menunjukkan perbaikan kinerja. Hal ini tampak dari jumlah penumpang yang harian Whoosh di rentang 20 ribu hingga 30 ribu orang per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi dari satu sisi kita juga memperhatikan keberlanjutan daripada KAI itu sendiri ya kan, karena KCIC ini sekarang bagian daripada KAI, inilah yang kita cari solusi terbaik, ada beberapa alternatif solusi yang kita usulkan kepada pemerintah kita dulu," ungkap Dony di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10) dikutip Detik Finance.

Dony menjelaskan dua skema penyelesaian utang proyek kereta cepat itu akan dibahas terlebih dulu.

"Apakah kemudian kita tambahkan equity (penyertaan modal), yang pertama. Atau kemudian memang ini kita serahkan infrastrukturnya sebagaimana industri kereta api yang lain, infrastrukturnya itu milik pemerintah. Nah ini dua opsi ini yang kita coba tawarkan," ujarnya.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan hasil konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan perusahaan China.

Saham PSBI sendiri dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebanyak 51,37 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12 persen, PT Perkebunan Nusantara I 1,21 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30 persen.

Sebanyak 75 persen pembiayaan Proyek Kereta Cepat Whoosh berasal dari dana pinjaman China Development Bank. Sementara sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen).

[Gambas:Video CNN]

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER