Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp20,6 triliun per 3 Oktober 2025. Jumlah itu setara dengan 29 persen dari anggaran 2025 sebesar Rp71 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan MBG telah menyasar 31,2 juta penerima.
"Kalau kita lihat sebarannya sudah berlangsung di seluruh Indonesia. Di Sumatera 6,6 juta jiwa, Jawa, Kalimantan, dan seterusnya," ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya penyerapan MBG yang masih rendah, Suahail juga menyoroti Badan Gizi Nasional (BGN) yang penyerapan anggarannya yang masih rendah.
Realisasi penyerapan anggaran BGN baru Rp19,7 triliun atau 16,9 persen dari target Rp116,6 triliun.
"Beberapa K/L dengan anggaran besar yang penyerapannya masih di bawah 50 persen. BGN per 30 September lalu adalah 16,9 persen," ujar Suahasil.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menegaskan pemerintah tidak akan ragu memangkas anggaran program MBG jika hingga akhir Oktober 2025 belum terserap optimal.
Hal ini ia sampaikan menanggapi Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut penyerapan anggaran MBG kini sudah membaik.
"Itu kan berarti Pak Luhut sudah mengakses penyerapan anggarannya, berarti dia nilai itu sudah bagus semua. Tapi kan kita melihat sampai akhir Oktober, kalau tidak menyerap ya kita akan potong juga," ujar Purbaya di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10), melansir 20detik.
Purbaya sebelumnya juga menegaskan langkah pemotongan dilakukan agar anggaran yang sudah digelontorkan tidak mengendap dan membebani keuangan negara.
Ia menjelaskan dana yang tidak terpakai tetap menimbulkan biaya karena pemerintah harus membayar bunga utang.
"Kalau uangnya nganggur, kan saya bayar bunga juga. Jadi daripada nganggur, saya alihkan ke tempat lain yang lebih siap," ujarnya pada kesempatan berbeda di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat (19/9).
(fby/sfr)