Harga Emas Terus Melonjak, Bagaimana Cara Investasi yang Tepat?
Harga emas terus melonjak dalam beberapa bulan terakhir. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak pasar keuangan, logam mulia ini dilirik sebagai aset lindung nilai (safe haven).
Kenaikan harga yang signifikan membuat banyak orang tergoda untuk mulai berinvestasi emas.
Namun, tanpa strategi yang tepat, keuntungan bisa berubah menjadi kerugian.
Karena itu, penting untuk memahami tips dan strategi cerdas berinvestasi emas agar tetap untung di tengah kenaikan harga.
Lihat Juga : |
Masih Waktu Tepat Beli Emas
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan saat ini masih merupakan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi di emas.
Alasannya meskipun harganya sudah meningkat jauh dalam beberapa waktu terakhir, sebenarnya tidak ada yang pernah tahu di angka berapa dan kapan akan mentoknya harga emas tersebut.
"Di sisi lain, emas merupakan produk yang dapat menjadi aset lindung nilai, yang artinya dapat menjadi penahan agar uang kartal yang kita miliki tetap memiliki kemampuan membeli yang stabil dan menjaga kekayaan kita," katanya pada CNNIndonesia.com, Jumat (17/10).
Lihat Juga : |
Senada, Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly mengatakan harga emas saat ini memang sudah tinggi, tetapi tetap menjadi pilihan investasi yang relevan karena bisa melindungi nilai dari inflasi serta ketidakpastian ekonomi dan politik.
Dalam 15 tahun terakhir, sambungnya, harga emas naik rata-rata 9,7 per per tahun. Sementara per 17 Oktober 2025, harga emas Antam di situs Logam Mulia mencapai Rp2.485.000 per gram, naik sekitar 63 persen sejak awal tahun.
Kalau mau membeli emas sekarang, Shierly menyarankan ekspektasi investasinya untuk jangka panjang, 10-20 tahun. Jadi tidak untuk spekulasi mengharapkan kenaikan jangka pendek dalam 1 tahun ini alias cari cuan cepat.
"Karena dalam jangka waktu 10-20 tahun ke depan, masih ada peluang yang besar terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik global. Selain itu ada selisih spread yang cukup besar, 4,2 persen - 12 persen, tergantung pada gramasi, jenis, dan agen penjual, yang perlu dikurangi dari keuntungan selisih harga, jika emas dijual dalam jangka pendek," katanya.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Cuan Investasi di Surat Utang Negara, Modal Mulai Rp1 Juta |
Beli Emas Digital atau Cicil Emas
Shierly mengatakan ada beragam pilihan membeli emas yang bisa dipilih investor.
Kalau saat ini ada keterbatasan emas fisik di toko emas atau gerai agen penjual emas, maka bisa menabung rutin pada emas digital di platform resmi yang sudah diawasi regulator.
Metode ini tidak ada risiko penyimpanan, bisa beli mulai dari nominal kecil, fleksibel, dan mudah transaksi beli dan jual.
Selain itu, jika investor ingin mengunci harga emas di tengah tren kenaikan emas saat ini, bisa memanfaatkan fitur cicil emas.
"Meskipun harga emas dinilai lebih tinggi dari harga pembelian saat ini, namun bisa mengunci kenaikan harga emas dan membantu kita yang sulit menyisihkan dana untuk rutin berinvestasi" katanya.
Shierly mengatakan investor juga bisa membeli emas dengan cara konvensional yaitu beli emas fisik di toko terpercaya atau agen penjual emas resmi. Namun, cara ini memiliki kelemahan, yakni risiko penyimpanan di mana emas bisa hilang atau tercuri.
Sementara itu, Andi mengatakan investasi emas sebaiknya dalam bentuk batangan dibandingkan dalam bentuk perhiasan. Alasannya adalah karena batangan merupakan bentuk yang universal sehingga ketika dijual lagi, harga jualnya dapat lebih tinggi dibandingkan yang dalam bentuk perhiasan.
"Selain itu ketika dijual di gerai ataupun toko manapun harganya akan relatif sama. Kerugiannya adalah karena bentuknya maka tidak bisa dipamerkan sebagai perhiasan, berbeda seperti bila berbentuk cincin, gelang, kalung, dll," katanya.
Lihat Juga : |
Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan
Andi mengatakan dana yang digunakan untuk investasi emas harus disesuaikan dengan kemampuan finansial.
Jika punya modal yang cukup, sambungnya, maka bisa membeli emas langsung yang berbobot lebih berat sehingga harganya lebih murah daripada mengecer dalam bobot yang kecil - kecil.
Namun, jika dana terbatas, maka membeli sedikit demi sedikit dalam ukuran - ukuran kecil akan menjadi pilihan yang lebih bijak karena harganya lebih terjangkau.
Sementara itu, Shierly menyarankan jika membeli emas fisik, lebih baik membeli minimal 10 gram atau 25 gram karena spread alias selisih antara harga jual dan harga beli emas, lebih baik daripada gramasi yang lebih kecil.
"Jika ada keterbatasan budget, perlu fleksibilitas dan kemudahan, maka bisa berinvestasi secara rutin (cost averaging) pada emas digital. Jika ingin melatih diri agar bisa rutin berinvestasi setiap bulan, bisa mencoba cicil emas dalam tenor yang pendek," katanya.
Jual Emas Sesuai Kebutuhan
Andi mengatakan saat yang tepat untuk melepas emas tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing investor.
Misalnya, saat ini harganya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan ketika beli dahulu tetapi belum ada kebutuhan dan keperluan yang mendesak, maka lebih baik ditahan dulu saja karena harganya berpotensi untuk semakin naik terus.
"Namun bila ternyata ada kebutuhan dan sudah sesuai dengan target kita, ya bisa dilepas. Bahkan bila ternyata belum untung namun sudah ada kebutuhan yang mendesak dan tidak ada aset ataupun dana likuid lain lagi yang bisa digunakan, ya emasnya mau tidak mau harus dijual sebagai dana darurat," kata Andi.
Sementara itu, Shierly mengatakan sebaiknya investor menjual emas saat tujuan keuangan jangka panjang sudah tiba. Misalnya untuk membayar biaya kuliah anak.
Kemudian ketika harga emas sudah naik cukup signifikan. Misalnya harga naik 30 persen dari harga beli.
"Atau saat situasi ekonomi dan politik global mulai stabil, inflasi mulai menurun, dan suku bunga dunia mulai naik," sarannya.
(sfr)