Zulhas Dukung Bensin Campur Etanol: Enggak Akan Ada Lagi Tanah Kosong
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan kebijakan bahan bakar bensin dicampur 10 persen etanol dan metanol yang akan diterapkan pemerintah bisa menyerap produksi singkong dalam negeri.
Menurutnya, petani akan berbondong-bondong menanam singkong apabila diserap sebagai bahan baku etanol dan metanol.
"Enggak akan ada lagi tanah kosong. Karena setiap lahan nanti satu hektar bisa memberikan penghasilan Rp80 juta satu tahun. Sekarang kenapa gak bisa? Karena gak ada yang beli," kata Zulhas dalam Town Hall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan, Selasa (21/10).
"Kalau besok kita sudah etanol dan metanol, pabriknya yang beli ada. Tiap hari kita pakai bensin. Jadi orang akan tanam karena ada yang beli," sambungnya.
Lihat Juga : |
Zulhas mengatakan untuk menghasilkan 1 liter etanol, dibutuhkan 6 kg singkong. Dengan meningkatnya permintaan, harga singkong yang dibeli industri katanya bisa naik ke atas Rp1.500 per kg dari saat ini Rp1.300 per kg.
"Jadi gak akan ada tanah kosong. Kalau tanam jagung, tanam singkong, semua akan ditanam. Karena semua berharga dan semua akan memberikan penghasilan," ujar Zulhas.
Pemerintah akan menerapkan bahan bakar bensin dengan campuran etanol atau metanol sebesar 10 persen mulai 2026.
Kebijakan ini menjadi bagian dari langkah besar pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan kebijakan tersebut sudah disetujui Presiden Prabowo Subianto.
"Ke depan kita akan mendorong untuk ada E10. Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10 persen etanol," ujar Bahlil dalam acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, awal Oktober lalu.
Menurut Bahlil, penerapan E10 akan mengurangi impor minyak sekaligus mendukung target energi bersih menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
"Kita akan campur bensin kita dengan etanol. Tujuannya agar tidak kita impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," ujarnya.
(fby/sfr)