Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Amazon akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 30 ribu orang karyawan.
Rencana itu dilaporkan oleh Reuters dan CNN. Jumlah karyawan yang akan di-PHK setara 10 persen dari seluruh pekerja Amazon.
Perusahaan itu memiliki sekitar 350 ribu karyawan berdasarkan survei Komisi Kesempatan Kerja yang Setara AS tahun 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PHK yang dilakukan Amazon beriringan dengan pelemahan pasar tenaga kerja di AS. Selain itu, PHK ini juga terjadi seiring kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) yang memicu kekhawatiran di kalangan pekerja kerah putih.
CEO Amazon Andy jassy, dilansir CNN, menyebut efisiensi berkat AI membuat perusahaan bisa mengurangi jumlah tenaga kerja manusia. Hal itu ia sampaikan melalui tulisan di blog yang bisa diakses para karyawan.
Amazon bukan kali ini saja melakukan PHK besar-besaran. Pada 2023, mereka mem-PHK 27 ribu orang karyawan di departemen sumber daya manusia, Amazon Stores, Amazon Web Services, dan beberapa divisi lainnya.
Kala itu, Jassy menyebut PHK dilakukan karena perkiraan ekonomi global yang memburuk.
PHK 30 ribu orang karyawan Amazon terjadi setelah pasar AS menunjukkan tanda-tanda peringatan selama beberapa bulan, khususnya terhadap pekerja teknologi muda.
Sejumlah pihak meyakini kehadiran AI generatif akan menggantikan tenaga kerja manusia lebih besar dibandingkan otomatisasi. Meski demikian, sejumlah ahli AI menyatakan ketakutan ini tidak didasarkan pada riset substansial.
(dhf/sfr)