Menteri KP Ungkap Dampak Bahaya Air Hujan RI Mengandung Mikroplastik

CNN Indonesia
Rabu, 29 Okt 2025 14:02 WIB
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan bahaya air hujan mengandung mikroplastik yang sedang dihadapi Indonesia.
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan bahaya air hujan mengandung mikroplastik yang sedang dihadapi Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkap bahaya air hujan yang kini mengandung mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

Ia menjelaskan partikel plastik yang larut ke laut akan berubah menjadi mikroplastik, dimakan oleh ikan, dan akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan.

"BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) beberapa waktu yang lalu pernah menyampaikan air hujannya sudah mengandung mikroplastik. Jadi artinya plastik ini kalau dia larut ke laut, dari darat lalu larut ke laut, dia akan menjadi mikroplastik dimakan oleh ikan dan kemudian berbahaya buat manusia," ujar Trenggono dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, polusi mikroplastik menjadi salah satu perhatian global yang kini juga dihadapi Indonesia. Fenomena ini menambah kompleksitas tantangan kelautan nasional di tengah upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan ketahanan pangan.

Trenggono menjelaskan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan lima kebijakan utama untuk menjaga keseimbangan laut, termasuk perlindungan ruang konservasi, pengaturan penangkapan ikan secara terukur, serta pengembangan budidaya berkelanjutan.

Ia mengatakan kawasan konservasi laut yang kini mencapai 29 juta hektare masih perlu dijaga ketat karena aktivitas kapal penangkap ikan dapat mengganggu siklus pemijahan biota laut.

"Kita sudah ada MoU dengan IMO (Organisasi Maritim Internasional) bahwa di ruang-ruang konservasi itu ada peta sehingga seluruh kapal, baik kapal niaga, kapal angkut, apalagi kapal perikanan, itu tidak boleh crossing atau mendekat," kata dia.

Selain itu, Trenggono menuturkan potensi ekonomi biru Indonesia ke depan akan bergantung pada kekuatan sektor budidaya laut, pesisir, dan darat yang dikelola secara berkelanjutan.

Meski demikian, ia juga mengingatkan tekanan terhadap sumber daya alam kian meningkat seiring pertumbuhan populasi dunia dan kebutuhan protein yang melonjak.

"Pertumbuhan umat manusia terus eksponensial, jadi daya dukung bumi kan cuma segini. Menurut FAO, tahun 2050 akan meningkat menjadi 70 persen peningkatan kebutuhan protein. Kalau enggak kita jaga dengan baik, maka dia akan intervensi ekonomi itu dan ujung-ujungnya akan hancur," ujarnya.

Fenomena air hujan yang mengandung mikroplastik sebelumnya diungkapkan oleh peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova. Dari penelitian yang dilakukan sejak 2022 di Jakarta, BRIN menemukan partikel mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota.

Partikel tersebut berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan, ban, serta pembakaran sampah plastik. Mikroplastik yang terbawa angin dapat turun kembali ke bumi bersama hujan melalui proses yang dikenal sebagai atmospheric microplastic deposition.

Reza menjelaskan partikel mikroplastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu, sehingga dapat terhirup manusia atau masuk ke tubuh melalui air dan makanan.

"Yang beracun bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain," tulisnya dalam keterangan resmi BRIN.

[Gambas:Video CNN]

(del/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER