Tak Hanya Indonesia, 6 Negara Ini Juga Punya Kereta Cepat
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh kembali menjadi perhatian di tengah jeratan utang yang mencapai US$7,2 miliar atau setara Rp120,2 triliun (asumsi kurs Rp16.700 per dolar AS).
Angka tersebut termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,21 miliar atau setara Rp20,2 triliun dari nilai investasi awal yang ditetapkan senilai US$6,05 miliar atau setara Rp101 triliun.
Pembiayaan proyek ini mayoritas berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen dan modal pemegang saham sebesar 25 persen, tanpa didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
KCJB Whoosh mulai dibangun sejak 2015 melalui pembentukan PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) dan perdana beroperasi pada 2 Oktober 2023.
Whoosh, kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, bisa melaju dengan kecepatan mencapai 350 km/jam yang bisa memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi hanya 30 menit.
Terbaru, Presiden Prabowo Subianto siap bertanggung jawab atas penumpukan utang Whoosh. Ia juga menilai jangan memandang transportasi publik sebagai untung-rugi melainkan bagaimana bisa bermanfaat pagi publik.
"Kemudian enggak usah khawatir apa itu ribut-ribut Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya, tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya, Indonesia bukan negara sembarangan, kita hitung enggak masalah itu," kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).
Rupanya, bukan hanya Indonesia yang mempunyai kereta cepat. Berikut lima negara yang memiliki moda transportasi tersebut:
1. China
Terdapat tiga kereta cepat di Negara Tirai Bambu. Pertama, Shanghai Maglev yang mulai beroperasi sejak April 2004 dengan panjang jalur 30,5 km. Kereta cepat ini melayani dari Stasiun Jalan Longyang ke Bandara Internasional Pudong Shanghai. Shanghai Maglev memiliki kecepatan rata-rata 251 km/jam dan maksimal 460 km/jam.
Kedua, Harmoni CR beroperasi dengan kecepatan maksimum 350 km/jam dengan rekor kecepatan tertinggi mencapai 486 km/jam. Ketiga, CR Fuxing beroperasi dengan kecepatan maksimum 350 km/jam dengan rekor kecepatan tertinggi mencapai 420 km/jam.
Melansir The State Council The People's Republic of China, China berencana akan memperpanjang jalur kereta cepat hingga 60.000 km pada tahun 2030. Angka ini bertambah dari 48.000 km pada tahun 2024.
Rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk proyek kereta cepat di China adalah US$17 juta-US$21 juta atau setara Rp283,8 miliar-Rp350,5 miliar (asumsi kurs Rp16.700 per dolar AS) per kilometer, dikutip dari World Bank Group.
2. Jepang
Di Jepang, terdapat kereta cepat bernama Shinkansen yang mampu melaju dengan kecepatan maksimum 320 km/jam dan rekor kecepatan tertinggi 443 km/jam. Kereta cepat di sana saat ini sudah memiliki jalur sepanjang 3.000 km.
Saat pertama kali beroperasi pada 1964, Shinkansen mempunyai jalur sepanjang 515 km melewati Tokyo, Nagoya, Osaka, hingga Tokaido dengan total pembangunan proyek sebesar JP¥380 miliar atau setara Rp41,28 triliun (asumsi kurs Rp108,7 per yen Jepang), dikutip dari Nippon.
3. Jerman
Jerman mempunyai kereta cepat bernama ICE 3 atau Intercity-Express 3 yang mampu melaju dengan kecepatan maksimum 320 km/jam dan rekor kecepatan tertinggi 368 km/jam. Kereta cepat ini mulai beroperasi sejak tahun 1991.
Mengutip artikel jurnal berjudul "Infrastructure costs and benefits of European high-speed rail", pada 2005, biaya pembangunan proyek kereta cepat ICE 3 berkisar 15 juta-28,8 juta euro atau setara Rp288,49 miliar-553,91 miliar (asumsi kurs Rp19.230 per euro) per kilometer.
4. Spanyol
Alta Velocidad Española atau AVE adalah kereta cepat di Spanyol yang mampu melaju dengan kecepatan 310 km/jam dan rekor kecepatan tertinggi 403 km/jam. Kereta cepat ini mulai beroperasi sejak 1992 melalui Madrid, Cordoba, hingga Seville.
Biaya pembangunan proyek AVE 17,7 juta atau setara Rp340,42 miliar per kilometer, dikutip dari Global Railway Review. Kini, kereta cepat tersebut mempunyai jalur sepanjang 621 km menghubungkan dua kota utama di Spanyol, yakni Barcelona dan Madrid.
5. Arab Saudi
Arab Saudi juga mempunyai kereta cepat bernama Haramain High Speed Railway (HHR) yang menghubungkan Makkah dan Madinah dengan jalur sepanjang 449 km. Kereta cepat ini menghabiskan biaya pembangunan proyek sebesar US$16 miliar atau setara Rp266,8 triliun.
Angka ini menjadikan Haramain sebagai kereta api terbesar di Timur Tengah, dikutip dari Oxford Business Group.
Terbaru, Arab Saudi bakal membangun kereta cepat rute Jeddah-Dammam via Riyadh sepanjang 1.500 kilometer dengan biaya sebesar US$7 miliar atau setara Rp116,72 triliun.
6. Korea Selatan
Korea Selatan (Korsel) memiliki kereta berkecepatan tinggi bernama KTX yang dibangun sejak 1992 dan beroperas mulai April 2004 lalu.
Dengan kecepatan lebih dari 300 km per jam, rute KTX pertama menghubungkan Seoul dengan Busan sebelum menjangkau sejumlah kota lain seperti Daegu, Gyeongju, hingga Jinju.
Selain KTX yang dioperasikan Korail, perusahaan swasta SR Corporation juga mengoperasikan kereta cepat SRT yang menghubungkan Seoul dengan Busan dan Mokpo.
Biaya proyek kereta cepat Korsel bervariasi berkisar US$10 juta-US$20 juta per km atau berkisar Rp167 miliar-Rp334 miliar per km.
Lihat Juga : |