Airlangga: Amerika Serikat Sangat Berharap Akses Mineral Kritis RI

tim | CNN Indonesia
Selasa, 23 Des 2025 10:41 WIB
Airlangga mengatakan Amerika Serikat (AS) sangat berharap mendapatkan akses mineral kritis Indonesia sebagai bagian kesepakatan tarif dagang.
Airlangga mengatakan Amerika Serikat (AS) sangat berharap mendapatkan akses mineral kritis Indonesia sebagai bagian kesepakatan tarif dagang. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Amerika Serikat (AS) sangat berharap mendapatkan akses mineral kritis Indonesia sebagai bagian kesepakatan tarif dagang.

Hal itu diungkapkan Airlangga usai bertemu Pejabat United States Trade Representative (USTR) Duta Besar Jamieson Greer di AS. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari putusan Amerika pada Juli 2025 yang memangkas tarif impor untuk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

"Tentunya Amerika sangat berharap untuk mendapatkan akses terhadap critical mineral," kata Airlangga dalam Konferensi Pers Perkembangan Perundingan Dagang Indonesia-AS via Zoom, Selasa (23/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerangka kerja (framework) dan substansi perjanjian dagang Indonesia-AS, menurut Airlangga, sudah disepakati kedua negara. Proses selanjutnya adalah pertemuan tim teknis pada 12 Januari 2026-19 Januari 2026 untuk melakukan legal drafting dan clean up dokumen Agreement on Reciprocal Trade (ART).

Setelah itu, Presiden Prabowo Subianto akan terbang ke AS untuk menemui Presiden Donald Trump. Keduanya direncanakan menandatangani bersama dokumen ART pada akhir Januari 2026 mendatang.

"Tentu target penyelesaian ini dikaitkan dengan agenda pertemuan antara Pak Presiden Prabowo dan Presiden Trump, sehingga ini menjadi sebuah milestone tersendiri. Terkait dengan apa yang dibahas, itu seluruhnya sesuai dengan pembahasan di dalam persetujuan per 22 Juli (2025) yang lalu. Tentunya yang utama memberikan keseimbangan bagi akses pasar untuk produk-produk di Amerika, pada hal yang sama juga terkait dengan akses pasar bagi Indonesia ke Amerika," jelasnya.

"AS memberikan pengecualian kepada tarif produk unggulan kita, seperti minyak sawit, kopi, teh ... Tidak ada kebijakan di Indonesia yang dibatasi oleh perjanjian ini. Dan tentunya perjanjian ini sifatnya adalah komersial, strategis, dan menguntungkan kepada kepentingan ekonomi kedua negara secara berimbang atau balance," sambung Airlangga.

Menurut Airlangga, tidak ada masalah berarti dalam pembahasan tersebut. Ia mengatakan dinamika yang muncul adalah hal biasa, salah satunya terkait harmonisasi bahasa.

Ia mengatakan Indonesia juga sudah memenuhi permintaan Amerika dalam urusan deregulasi. Airlangga menekankan pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk melakukan proses debottlenecking alias mengurai sejumlah hambatan non-tarif.

"Jadi, itu sesuatu hal yang wajar di dalam pembahasan untuk mencapai kesepakatan di ART. Selain kesepakatan dagang, kita tidak membahas kesepakatan lainnya karena ini murni agreement on reciprocal trade," pungkasnya.

Sedangkan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk AS Indroyono Soesilo menegaskan pihaknya sudah mulai bersiap menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Negeri Paman Sam.

"Tentunya sekarang kami dari Kedutaan Besar Republik Indonesia counting down, menghitung hari untuk persiapan kunjungan Bapak Presiden (Prabowo) yang direncanakan pada akhir Januari 2026. Sambil menunggu instruksi dari Jakarta nantinya, kami sudah mulai bersiap-siap. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar dan insyaallah kalau nanti kesepakatan telah disepakati bisa langsung diimplementasikan," tutur Indroyono.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER