Daya Beli Lemah, Pengusaha Usul Prabowo Tambah Stimulus Jelang Nataru

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2025 11:06 WIB
Kadin Indonesia memberi sejumlah saran kepada pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kadin Indonesia memberi sejumlah saran kepada pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan Presiden Prabowo Subianto untuk menambah stimulus ekonomi jelang periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) demi mendongkrak daya beli masyarakat yang sedang melemah.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional (Bippenas-Kadin Indonesia) Bayu Priawan Djokosoetono menyoroti konsumsi yang hanya mampu tumbuh 4,98 persen sepanjang kuartal III 2025. Ia menilai pemerintah perlu mendorong daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

"Stimulus ekonomi 8+4+5 cukup bagus, misalnya program magang fresh graduate yang disambut 156 ribu pendaftar, tetapi Kadin juga berharap pemerintah melengkapi dengan paket stimulus pariwisata yang bisa mendorong peningkatan traveling dan menyambut Liburan Nataru 2025 nanti," ujar Bayu Priawan dalam keterangan tertulis, Selasa (11/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ia berharap pemerintah juga bisa meningkatkan produktivitas nasional agar pertumbuhan ekonomi bisa digenjot mengejar Vietnam yang sudah lebih dahulu mencapai 8 persen sejak kuartal II 2025.

"Selama ini pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan input modal/investasi dan penambahan tenaga kerja. Berdasarkan data APO Databook 2025, kontribusi Total Factor Productivity (TFP) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir nol, sedangkan kontribusi TFP terhadap pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 8 persen apalagi China mencapai 26 persen. Mulai sekarang kita harus lebih fokus untuk bersinergi meningkatkan produktivitas agar pertumbuhan 8 persen bisa kita capai secepatnya," jelasnya.

Ketua Komite Tetap Perencanaan Ekonomi Kadin Indonesia Ikhwan Primanda menyoroti produktivitas output PDB nominal per pekerja Indonesia rata-rata hanya Rp13,78 juta per bulan.

Ia berkata empat sektor ekonomi dengan produktivitas PDB per pekerja yang paling tinggi adalah sektor pertambangan, real estate, informasi dan komunikasi, serta sektor penyediaan listrik dan gas.

Menurutnya, keempat sektor tersebut memiliki produktivitas tinggi karena bersifat padat teknologi dan padat modal, dan membutuhkan SDM terampil yang berpendidikan tinggi untuk menjalankannya.

"Indonesia harus mendorong investasi yang membawa teknologi yang tepat dan efektif untuk meningkatkan produktivitas berbagai sektor ekonomi, sembari memastikan alih teknologi kepada pemain lokal," terangnya.

Primanda berharap pemerintah terus mendorong sinergi penguatan industri nasional. Pasalnya, penyumbang ekonomi terbesar Indonesia adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi 19,15 persen terhadap PDB.

Pada kuartal III 2025, industri pengolahan atau manufaktur juga berhasil tumbuh 5,54 persen (yoy) dan PMI Manufaktur Indonesia juga sudah menunjukkan level ekspansi sejak Agustus dan mencapai 51,2 pada September 2025.

"Transformasi Industri Nasional harus dilanjutkan dengan mendorong munculnya industri bahan baku, bahan antara, dan industri hilir yang bisa menyerap banyak tenaga kerja," kata Primanda.

Dari sisi pangan, Ketua Komite Tetap Perencanaan Pangan Kadin Indonesia Frans Tambunan mengatakan pertanian menjadi sektor kedua terbesar dengan kontibusi 14,35 persen terhadap PDB Indonesia. Akan tetapi, sektor ini hanya mampu tumbuh 4,93 persen. Padahal sektor ini menyerap 28,15 persen pekerja Indonesia sehingga perlu untuk lebih diperhatikan.

"Indonesia harus terus mendorong modernisasi pertanian melalui inovasi dan investasi teknologi tepat guna, serta meningkatkan produksi melalui optimalisasi lahan dan pembukaan lahan pertanian dan perkebunan baru. Selain itu, perlu didorong juga sektor perikanan untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER