Ekonomi Ceria Jelang Akhir Tahun Berkat Belanja hingga Wisata

CNN Indonesia
Rabu, 12 Nov 2025 10:33 WIB
Ekonomi Indonesia kian menggeliat jelang akhir tahun. Hal itu ditandai oleh meningkatnya sektor pariwisata, transportasi, hingga belanja masyarakat.
Ekonomi Indonesia kian menggeliat jelang akhir tahun. Hal itu ditandai oleh meningkatnya sektor pariwisata, transportasi, hingga belanja masyarakat. Ilustrasi. (iStock/Boyloso).
Jakarta, CNN Indonesia --

Prospek ekonomi Indonesia kian cerah jelang akhir tahun. Hal itu ditandai oleh meningkatnya sektor pariwisata, transportasi, hingga belanja masyarakat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2025 menunjukkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang mencapai 50,16 persen. 

Hunian tertinggi di Bali 68,17 persen, diikuti Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Hotel nonbintang mencatat TPK 25,38 persen, tertinggi di Bali juga, 46,51 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun beberapa wilayah masih menurun, mobilitas wisatawan domestik tetap meningkat, terutama di destinasi favorit seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan Labuan Bajo.


Momentum ini tak lepas dari kegiatan lembaga pemerintah yang biasanya memanfaatkan sisa anggaran tahunan untuk mengadakan rapat, lokakarya, dan pertemuan di hotel.

Aktivitas semacam ini turut mendorong okupansi kamar hotel, khususnya di kota besar dan destinasi wisata populer.

Peningkatan aktivitas perjalanan, wisata, dan pertemuan antar kota membawa sinyal positif bagi konsumsi masyarakat. Lonjakan ini terasa di restoran, toko, pusat hiburan, bahkan sektor transportasi dan akomodasi.

Analis senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita menyebut tren ini menunjukkan pergerakan konsumsi yang positif, meski sebagian besar dipengaruhi faktor musiman akhir tahun.

"Kenaikan jumlah penumpang transportasi dan tingkat okupansi hotel memang bisa dibaca sebagai sinyal positif bahwa konsumsi masyarakat mulai menggeliat. Aktivitas perjalanan, wisata, maupun pertemuan di luar kota, pada umumnya punya multiplier effect yang cukup besar terhadap belanja sektor lain seperti kuliner, ritel, dan jasa," ujar Ronny kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/11).

Kemudian, sektor transportasi juga merekah. Jumlah penumpang kereta Januari-September 2025 mencapai 402,5 juta orang, naik 8,49 persen dibanding tahun sebelumnya.

Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan naik 15,12 persen menjadi 39,2 juta orang. Senada, angkutan laut dalam negeri meningkat 17,95 persen menjadi 23,3 juta orang.

Kendati transportasi udara domestik sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya, jumlah penumpang internasional naik 8,87 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Melihat hal itu, Ronny melihat akhir tahun ini tetap menjadi tanda bahwa sektor ekonomi mulai bergerak, memberikan energi positif bagi konsumsi dan peluang berkembangnya daerah wisata.

Di sisi lain, Ronny mengingatkan sebagian besar dorongan konsumsi berasal dari aktivitas pemerintah dan rekreasi musiman, sehingga belum sepenuhnya mencerminkan pemulihan daya beli masyarakat secara struktural.

Senada, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai momentum akhir tahun ini menjadi peluang strategis bagi perekonomian.

"Kelompok menengah atas yang masih punya tabungan akan menggunakan sebagian uangnya untuk jalan-jalan dan rekreasi. Sektor akomodasi, makanan minuman, dan toko-toko souvenir di berbagai tempat mengalami lonjakan yang cukup tinggi," ujar Bhima.

"Kalau pencairannya lebih baik di akhir tahun ini, efeknya tentu bisa jadi lebih positif. Belanja pemerintah yang dipercepat diharapkan tetap bisa mendorong pertumbuhan kuartal IV di atas 5 persen," tambahnya.

Bhima juga menyarankan berbagai stimulus tambahan, seperti diskon jalan tol, tarif maskapai, serta festival atau konser musik, agar wisatawan menginap lebih lama dan perputaran uang di daerah tujuan meningkat.

Dengan meningkatnya mobilitas wisatawan dan aktivitas belanja, akhir tahun ini bisa menjadi momen ceria bagi masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah untuk menutup tahun dengan optimisme ekonomi, sambil membuka peluang bagi pemulihan berkelanjutan di tahun depan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menargetkan untuk membawa ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5,5 persen pada kuartal IV 2025 sehingga laju sepanjang tahun bisa 5,2 persen.

"Pertaruhan saya, triwulan keempat (2025) kita harapkan pertumbuhan ekonominya bisa di atas 5,5 persen," kata Purbaya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Senin (3/11) lalu.

Optimisme itu ditopang oleh penempatan uang pemerintah senilai Rp200 triliun di bank pelat merah hingga beragam stimulus yang dikucurkan pemerintah.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER