Menteri PU Ungkap Alasan Gedung Al Khoziny Dibangun di Lokasi Baru
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan gedung baru Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, segera dibangun. Namun pelaksanaannya dilakukan di lahan lain dari lokasi bangunan yang ambruk sebelumnya.
Menurut Dody, lokasi baru dipilih karena lokasi lama saat ini menjadi tempat kejadian perkara ambruknya gedung tiga lantai yang setidaknya menewaskan 63 santri. Kepolisian, ujar dia, juga masih mendalami perkara itu.
"Progresnya masih dicek sama teman-teman, cuma kemarin terakhir kan ada info, mereka (pihak pesantren) mau menyerahkan tanah yang lain karena tanah yang (lama) itu kan tidak bisa kita utak-atik karena sudah diproses di Polda kan," ujar Doddy ditemui di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (14/11).
Dody mengatakan, pihak pengurus Al Khoziny pun menyerahkan lahan baru untuk pembangunan gedung baru, yang lokasinya tak jauh dari letak kompleks pesantren lama mereka.
Dody menyebut setidaknya ada 2.000 santri yang membutuhkan gedung baru tersebut.
Melihat hal itu, pemerintah pun merasa perlu turun tangan untuk menyediakan akses dan fasilitas pendidikan bagi mereka, pascatragedi ambruknya gedung.
"Karena kan di situ ada sekitar hampir hampir 2.000-an apa santri yang hari ini kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan karena kan sekolahnya roboh," kata dia.
Lebih lanjut, Dody mengatakan pihaknya kini sedang mengupayakan pembangunan gedung baru Al Khoziny itu bisa dimulai akhir tahun 2025 ini.
Lihat Juga : |
Meski begitu ada banyak kajian teknis yang harus mereka lakukan lebih dulu seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) hingga pengurusan persetujuan bangunan gedung.
"Mulai start-nya kita upayakan secepat-cepatnya, secepat-cepatnya. Tapi kan teknokrasi saya mesti benar. Misalnya kan disampaikan ada tanah baru tuh kan. Bisa kita cek tanahnya itu seperti apa, tanahnya siapa," ujar Dody.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, Dewi Chomistriana mengatakan, pihaknya tengah melakukan tahap perencanaan teknis dan administrasi tanah di lokasi pembangunan gedung baru Pesantren AL Khoziny, di lahan seluas 4.100 meter persegi.
"Mudah-mudahan bisa segera disetujui dan di-approve. Total luasannya 4.100 sesuai dengan ketersediaan lahan yang disiapkan oleh yayasan. Jadi ini sekarang kami sedang berproses untuk menyelesaikan administrasi tanahnya," ucapnya.
Gedung baru Pondok Pesantren Al Khoziny segera dibangun kembali pascainsiden ambruknya bangunan tiga lantai yang menewaskan 63 santri, Senin (29/9) lalu.
Penyebab ambruknya gedung itu diduga disebabkan oleh kegagalan konstruksi. Namun hingga kini polisi belum menetapkan seorang pun tersangka dalam tragedi itu.
Gedung Al Khoziny ini akan dibangun di Jalan Siwalanpanji II, Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Saat ini, tanah itu masih berupa area persawahan.
Dewi mengatakan pemindahan lokasi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Pemerintah mempertimbangkan aspek keamanan dan kemudahan akses, terutama setelah pengalaman sulitnya evakuasi dan masuknya alat berat saat musibah terjadi di lokasi lama.
"Karena kami mempertimbangkan di sana tentunya ada proses yang tetap harus berjalan, kemudian kita bisa lihat di sana aksesnya juga sangat terbatas pada saat kemudian terjadi kejadian seperti kemarin, akses untuk alat berat itu juga sangat sulit," kata Dewi.
Dewi menambahkan lokasi baru yang dipilih berada lebih dekat dengan jalan raya dan memiliki akses yang lebih lebar, sehingga akan memudahkan pembangunan serta penanganan bila terjadi kondisi darurat di kemudian hari.
"Nah itu sebenarnya salah satu kriteria keandalan bangunan. Jadi kalau terjadi kebakaran, terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, itu ada kemudahan akses dari sarana-prasarana yang menanggulangi terjadinya bencana, itu bisa mudah untuk masuk. Jadi disini kita lihat aksesnya sangat mudah, dekat dengan jalan raya, cukup lebar jalannya, jadi kami kira pemindahan ini adalah jalan yang terbaik," tutupnya.
(frd/sfr)