Trump Pangkas Tarif Impor Ratusan Produk usai Harga Pangan AS Melonjak

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Nov 2025 20:10 WIB
Presiden AS Donald Trump memangkas tarif lebih dari 200 produk pangan, termasuk kebutuhan pokok seperti kopi, daging sapi, pisang, dan jus jeruk.
Presiden AS Donald Trump memangkas tarif lebih dari 200 produk pangan, termasuk kebutuhan pokok seperti kopi, daging sapi, pisang, dan jus jeruk. (REUTERS/Evelyn Hockstein).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memangkas tarif lebih dari 200 produk pangan, termasuk kebutuhan pokok seperti kopi, daging sapi, pisang, dan jus jeruk.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kegelisahan konsumen AS atas mahalnya harga bahan makanan.

Kebijakan baru tersebut berlaku surut sejak Kamis (13/11) tengah malam, menandai perubahan sikap yang cukup tajam dari Trump. Sebelumnya, ia berkali-kali menegaskan tarif impor yang diberlakukan tahun ini tidak menyebabkan kenaikan harga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mungkin dalam beberapa kasus menaikkan harga," ujar Trump saat ditanya soal pemangkasan tarif tersebut di pesawat kepresidenan Air Force One, Jumat (14/11), melansir Reuters.

"Tapi secara keseluruhan, AS memiliki inflasi yang nyaris tidak ada," tambahnya.

Langkah ini muncul setelah Partai Demokrat meraih kemenangan dalam sejumlah pemilihan daerah di Virginia, New Jersey, dan New York City, di mana isu keterjangkauan harga, khususnya bahan makanan, menjadi perhatian utama para pemilih.

Trump juga mengatakan akan melanjutkan rencana pemberian pembayaran sebesar US$2.000 atau setara Rp33,4 juta (asumsi kurs Rp16.712 per dolar AS) kepada warga berpendapatan rendah hingga menengah, yang dananya akan bersumber dari penerimaan tarif tahun depan.

"Tarif memungkinkan kami memberikan dividen jika diperlukan. Sekarang kami akan memberikan dividen dan juga mengurangi utang," katanya.

Pemerintahan Trump juga mengumumkan serangkaian kerangka kesepakatan dagang yang akan menghapus tarif terhadap sejumlah produk pangan dan impor lainnya dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador. Pejabat AS menyatakan kesepakatan tambahan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun.

Daftar produk yang memperoleh pengecualian tarif mencakup barang-barang konsumsi sehari-hari, banyak di antaranya mengalami kenaikan harga dua digit dalam setahun terakhir.

Total lebih dari 200 produk masuk dalam daftar, dari jeruk, buah acai, paprika, kakao, bahan kimia pangan, pupuk, hingga wafer komuni.

Gedung Putih melalui lembar fakta resmi menyatakan kebijakan tersebut diterbitkan setelah AS mencatat kemajuan signifikan dalam menegosiasikan persyaratan dagang yang lebih seimbang secara bilateral.

Pemerintah setempat memutuskan sejumlah produk makanan dapat dikecualikan dari tarif karena tidak diproduksi di AS, serta menyusul rampungnya sembilan kerangka kesepakatan dagang, dua kesepakatan final, dan dua perjanjian investasi.

Data Indeks Harga Konsumen (CPI) menunjukkan harga daging giling pada September tercatat hampir 13 persen lebih mahal dibanding tahun lalu, sementara harga steak melonjak sekitar 17 persen, kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun.

Kelangkaan pasokan sapi menjadi penyebab utama tingginya harga, meski AS merupakan produsen daging sapi besar.

Pisang naik sekitar 7 persen, tomat naik 1 persen, dan secara keseluruhan biaya bahan makanan untuk konsumsi rumah tangga naik 2,7 persen pada September.

Pemangkasan tarif mendapat sambutan positif dari berbagai kelompok industri, meski sebagian lainnya kecewa karena produk mereka tidak termasuk dalam daftar pengecualian.

"Aksi hari ini seharusnya membantu konsumen, secangkir kopi pagi mereka semoga menjadi lebih terjangkau, serta pelaku industri yang menggunakan berbagai produk ini dalam rantai pasokan," ujar Presiden FMI-Food Industry Association Leslie Sarasin.

Namun, tak semua pihak puas. Presiden Distilled Spirits Council Chris Swonger menyesalkan pengecualian tarif yang tidak mencakup minuman beralkohol dari Uni Eropa dan Inggris.

"Ini pukulan lain bagi industri perhotelan AS di saat musim liburan sedang berjalan," ujarnya.

Ia menambahkan Scotch, Cognac, dan Irish Whiskey merupakan produk agrikultur bernilai tambah yang tidak bisa diproduksi di AS.

Trump menilai tidak diperlukan perubahan kebijakan tambahan dalam waktu dekat. Pemangkasan tarif kali ini disebut sebagai langkah pelonggaran terbatas, dengan harapan dapat menurunkan harga sejumlah komoditas yang belakangan dinilai terlalu tinggi, termasuk harga kopi yang diperkirakan akan segera turun.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump menjadikan isu keterjangkauan harga sebagai fokus utama, sembari menegaskan kenaikan biaya hidup disebabkan kebijakan yang diberlakukan pendahulunya, Presiden Joe Biden, bukan akibat tarif impor yang ia tetapkan.

Namun, para ekonom menyatakan tarif impor memang berkontribusi menaikkan harga bahan makanan, dan biaya tersebut diperkirakan dapat meningkat lagi tahun depan ketika perusahaan mulai membebankan keseluruhan tarif kepada konsumen.

Ketua Demokrat di Komite Ways and Means DPR AS Richard Neal menilai pemerintahan Trump sebenarnya sedang memperbaiki masalah yang justru mereka ciptakan sendiri, namun menyebut langkah tersebut sebagai sebuah kemajuan.

"Pemerintahan Trump akhirnya mengakui secara terbuka apa yang sudah kita ketahui sejak awal, Perang Dagang Trump meningkatkan biaya hidup masyarakat," kata Neal dalam pernyataan resminya.

"Sejak tarif diberlakukan, inflasi naik dan manufaktur menyusut dari bulan ke bulan," tegasnya.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER