Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri merespons keluhan dan masukan anggota DPR RI terkait kasus BBM di Jawa Timur (Jatim).
Simon menegaskan Pertamina adalah aset kebanggaan bangsa Indonesia yang harus dijaga. Kendati demikian, dirinya mengamini Pertamina mesti memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Ia lalu mengutip pernyataan dua tokoh yang diklaim menjadi inspirasi Presiden Prabowo Subianto. Keduanya adalah mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Aloysius Benedictus Mboi dan mantan Gubernur Jawa Timur Raden Panji Mohammad Noer alias Cak Noer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan yang disampaikan oleh mantan Gubernur Jawa Timur, yaitu Cak Noer ke Pak Prabowo bahwa pemimpin itu berhasil dan sukses apabila kebijakan-kebijakannya bisa membuat wong cilik iso gemuyu," ucap Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (19/11).
Lihat Juga : |
"Untuk itu, atas semua masukan, termasuk persoalan di Jawa Timur, Pertamina akan memberikan keputusan serta mendorong langkah yang terbaik agar masyarakat yang mendapat manfaat sebesar-besarnya," tegasnya.
Bos Pertamina itu menekankan tidak ada ruang stagnan bagi perseroan dan tak akan berhenti untuk terus melakukan perbaikan.
Pada RDP tersebut, sejumlah anggota DPR RI memang mengeluhkan kasus BBM di Jawa Timur dalam beberapa waktu belakangan. Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam, misalnya, yang menyoroti aduan 290 konsumen Pertamina terkait motor brebet usai membeli pertalite.
Mufti meminta langkah konkret Pertamina untuk mengevaluasi total permasalahan tersebut dari hulu ke hilir. Ia menyarankan adanya audit kualitas BBM Pertamina bersama Kementerian ESDM, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta auditor independen.
Ia berkata tak hanya konsumen yang merasa dirugikan tetapi juga pemilik SPBU. Ia pun mengaku telah mengecek langsung kejadian itu ke lokasi.
"Pengusaha SPBU itu sedih karena mereka mendapatkan kualitas yang tidak baik, mereka di-bully oleh masyarakat yang beli BBM di sana, kemudian Pertamina juga menyalahkan mereka karena katanya itu dicampur di dalam tangki," jelasnya.
Menurutnya, para pengusaha SPBU menyatakan tak mungkin mengubah kualitas BBM. Ia menyarankan semua pihak untuk tak lagi mencari kambing hitam dan berfokus menyelesaikan masalah.
"Rakyat hanya perlu bagaimana bisa diselesaikan persoalan ini agar kemudian rakyat kita bisa mendapatkan BBM, bukan lagi terjangkau, yang penting berkualitas," sambung Mufti.
(skt/dhf)