Laporan Standard Chartered: Digital Fondasi Utama Korporasi Global

Standard Chartered | CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2025 16:22 WIB
Foto: Standard Chartered
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan terbaru Future of Trade - Digitalisation dari Standard Chartered mengungkap bahwa mayoritas pimpinan korporasi global saat ini memilih memperkuat fondasi sistem digital sebelum memperluas penggunaan teknologi baru. Temuan ini muncul di tengah pesatnya adopsi kecerdasan buatan (AI), aset digital, dan inovasi teknologi lainnya di berbagai sektor.

Survei terhadap 1.200 pemimpin C-suite dan eksekutif senior di perusahaan multinasional menunjukkan hampir 70 persen responden menempatkan pembangunan sistem inti, khususnya komputasi awan, sebagai prioritas jangka pendek dan menengah.

Setelah itu, teknologi seperti AI (55 persen) dan aset digital (50 persen) menjadi pendorong utama dalam transformasi perdagangan internasional.

Hasil laporan tersebut juga menegaskan bahwa banyak perusahaan mengambil langkah lebih terukur, terutama dalam memastikan kesiapan fondasi digital terlebih dahulu sebelum mengadopsi teknologi berskala besar. Laporan ini melanjutkan temuan dari Future of Trade: Resilience yang dirilis pada September lalu.

Meski peluang digitalisasi semakin besar, lebih dari separuh responden mengakui interoperabilitas dan integrasi sistem masih menjadi hambatan utama. Tantangan regulasi dan implementasi juga membuat proses perdagangan tetap bertumpu pada dokumen fisik.

Laporan tersebut menyoroti dua pendekatan strategis untuk mengatasi fragmentasi struktural:

1. Penguatan Perdagangan Digital Melalui Digital Economy Agreements (DEA)

Seluruh responden menilai DEA, yang menyediakan kerangka regulasi lintas negara untuk aktivitas digital, sebagai instrumen penting untuk mengatasi hambatan interoperabilitas dan isu regulasi. Lebih dari separuh juga berharap lebih banyak negara dapat bergabung dan menerapkan standar bersama.

2. Akselerasi Digitalisasi lewat Kemitraan Strategis

Hampir 80 persen responden telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mendukung agenda digitalisasi mereka, terutama untuk mengatasi keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tingginya biaya implementasi. Kolaborasi ini dianggap mampu mempercepat adopsi dan meningkatkan efisiensi.

Global Head of Transaction Banking Standard Chartered, Michael Spiegel menegaskan bahwa perdagangan global tengah mengalami perubahan besar karena digitalisasi, mulai dari mengubah cara bisnis saling terhubung, bertransaksi, dan bertumbuh.

Dengan memprioritaskan aliran data yang terhubung, kepatuhan, serta konsistensi, perusahaan dapat membangun landasan yang kuat sehingga teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan aset digital dapat berkembang secara bertanggung jawab dan efisien.

"Ketika fondasi ini kuat, inovasi dapat bergerak lebih cepat dan mendukung pertumbuhan jangka panjang di seluruh rantai nilai global," ujarnya.

Michael menambahkan, Standard Chartered berkomitmen untuk terus berperan dalam perkembangan ini, termasuk melalui investasi pada platform berbasis cloud yang menghubungkan ekosistem, digitalisasi menyeluruh proses trade finance, dan pengembangan solusi bersama klien untuk menjadikan perdagangan global lebih sederhana, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan.

Adapun lebih dari 80 persen responden juga menyatakan bahwa mereka mengandalkan perbankan sebagai mitra utama untuk mendapatkan panduan terkait digitalisasi dan adopsi aset digital. Hal ini mencerminkan perlunya kolaborasi erat antara bank, fintech, penyedia teknologi, dan regulator agar potensi perdagangan digital dapat sepenuhnya diwujudkan.

Sebagai informasi, laporan Standard Chartered Future of Trade - Digitalisation dapat dibaca secara lengkap di sini.

(ory/ory)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK