REKOMENDASI SAHAM

Intip Deret Saham Pendulang Cuan di Pekan Terakhir November

Dela Naufalia Fitriyani | CNN Indonesia
Senin, 24 Nov 2025 07:00 WIB
Sejumlah saham disebut berpotensi menguat seiring proyeksi penguatan IHSG di pekan terakhir November 2025.
Sejumlah saham disebut berpotensi menguat seiring proyeksi penguatan IHSG di pekan terakhir November 2025. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 5,56 poin atau minus 0,07 persen ke level 8.414 pada Jumat (21/11) silam.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp16,47 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 34,78 miliar saham.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat tiga kali, sedangkan dua hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks tercatat menguat 0,52 persen sepanjang pekan kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 17 sampai dengan 21 November 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup bervariasi.

Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen dari Rp15.316 triliun menjadi Rp15.391 triliun pada pekan lalu. Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan sebesar 27,20 persen dari 53,95 miliar menjadi 39,28 miliar lembar saham.

Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian turut mengalami penurunan sebesar 8,45 persen dari Rp23,34 triliun menjadi Rp21,37 triliun.

Senada, rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan sebesar 14,01 persen dari 2,7 juta kali transaksi menjadi 2,32 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp26,32 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp50,32 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (21/11).

Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham pada awal pekan ini bergerak mixed, tetapi masih berpeluang menguat secara terbatas dalam rentang support 8.415 dan resistance 8.460.

Dia menilai pasar akan dipengaruhi oleh dua sentimen utama. Dari eksternal, fokus tertuju pada rilis data core PCE AS yang diproyeksikan tumbuh 2,9 persen secara tahunan (yoy) per September 2025.

Data ini berpotensi membuat The Fed lebih berhati-hati dalam memutuskan pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2025, meski probabilitas pemotongan sebesar 25 basis poin masih berada di level 71 persen berdasarkan CME FedWatch.


"Sentimen pasar global akan sangat bergantung pada bagaimana The Fed merespons data inflasi inti tersebut," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/11).

Selain itu, melemahnya harga komoditas energi, khususnya minyak mentah, diperkirakan memberikan tekanan pada kinerja emiten energi dalam negeri.

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk atau BRMS yang ditutup menguat 4,21 persen ke posisi 990 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BRMS dapat menyentuh level 1.065 pada pekan ini.

Kedua, saham Merdeka Copper Gold atau MDKA yang ditutup menguat 4,61 persen ke posisi 2.270 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi MDKA dapat menyentuh level 2.400 pada pekan ini.


Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan sepanjang pekan ini, indeks saham rawan terkoreksi meski pelemahannya dinilai masih terbatas. Ia memproyeksikan indeks bergerak dalam rentang support 8.276 dan resistance 8.488, sejalan dengan dinamika pasar yang masih dipengaruhi sejumlah faktor.

Herditya menjelaskan pergerakan pasar akan dibayangi tiga sentimen utama. Pertama, fluktuasi harga komoditas global dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dinilai masih menjadi penentu arah pasar.

Kedua, investor juga masih mencermati rilis data makroekonomi AS yang diperkirakan berpengaruh pada arah kebijakan The Fed. Ketiga, pelaksanaan rebalancing MSCI turut menambah ketidakpastian dalam jangka pendek.

"Ketiga sentimen ini membuat IHSG bergerak lebih berhati-hati dalam beberapa hari ke depan," ucap Herditya.


Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham Astra Motor atau ASII yang ditutup di level 6.425 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ASII dapat menyentuh level 6.525.

Kemudian, Herditya pun merekomendasikan saham Bank Tabungan Negara atau BBTN yang ditutup di level 1.185 pada pekan lalu. Ia memproyeksi BBTN dapat menyentuh level 1.265 pada pekan ini.

Herditya juga merekomendasikan saham TBS Energi Utama atau TOBA yang ditutup menguat 2,47 persen ke posisi 855 pada pekan lalu. Ia memproyeksi TOBA bisa menyentuh level 1.080 pada pekan ini.

Catatan Redaksi: Berita ini tidak dibuat untuk merekomendasikan atau tidak merekomendasikan saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

[Gambas:Video CNN]

(dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER