Mantap, Airlangga Sebut China Bakal Investasi Rp36,4 T di KIT Batang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap China berencana investasi senilai Rp36,4 triliun ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Nilai tersebut tercatat dalam hasil pertemuan pemerintah dengan perwakilan Partai Komunis China dari Provinsi Fuzhou pada Rabu (26/11).
"Dalam pertemuan itu diadakan Memorandum of Understanding terhadap 16 kegiatan. Dan dari 16 kegiatan itu terkait dengan program Twin Country Two Parks, itu terekam investasi total dari 16 proyek sebesar Rp36,4 triliun," ujar Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (27/11).
Airlangga menjelaskan 16 proyek tersebut mencakup sejumlah sektor. Di antaranya proyek baja berkapasitas 1 juta ton, pengolahan daging dan produk kelautan, perdagangan nikel iron, serta proyek riset dan pengembangan (R&D) tekstil dan high-end.
Selain itu, terdapat kerja sama terkait batu bara, bahan baku tekstil, industri teh dan melati, hingga direct sourcing produk pertanian seperti kelapa dan durian.
Ia menambahkan seluruh investasi tersebut direncanakan masuk ke KIT Batang, kawasan yang sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri China Li Qiang.
Menurut Airlangga, langkah ini akan mendorong percepatan realisasi investasi di kawasan tersebut.
"Itu seluruhnya akan investasi di Kawasan Industri Batang, yang pada waktu yang lalu diresmikan oleh Pak Presiden dengan Perdana Menteri Li Qiang. Jadi dengan demikian, ini salah satu untuk mengakselerasi investasi di Kawasan Industri Batang," ujar Airlangga.
Adapun inisiatif Two Countries Twin Park (TCTP) juga sempat menjadi salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara Prabowo dengan Li Qiang pada Mei silam.
Program ini mencakup kerja sama pengembangan tiga kawasan industri antara Indonesia dan China.
Pertama, kawasan industri Batang seluas 500 hektare yang direncanakan menjadi 'Sichuan versi Indonesia'.
Kedua, pengembangan kawasan industri di Bintan. Ketiga, kawasan mitra di Provinsi Fujian, China. Kerja sama ini diharapkan memberi dampak ekonomi langsung bagi Indonesia.
Untuk tahap awal, pemerintah sempat menargetkan investasi minimal US$3 miliar di Batang. Proyek ini juga diproyeksikan menciptakan lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru di daerah tersebut.
(del/sfr)