Pertamina Dorong Ketahanan Pangan Lewat Desa Energi Berdikari
PT Pertamina (Persero) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan resmi menjalin kerja sama strategis untuk mempercepat realisasi kemandirian pangan dan energi sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada 16 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia.
Melalui MoU ini, kedua pihak menyepakati perumusan kebijakan dan program lanjutan yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Di lingkup Kemenko Pangan, langkah yang ditempuh mencakup implementasi Program Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) serta pengembangan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional (KSPEAN).
Sementara itu, Pertamina mengusung program unggulan Desa Energi Berdikari (DEB) sebagai kontribusi konkret terhadap penguatan ketahanan pangan dari level desa.
Program DEB sendiri telah dirintis sejak 2019 dan berkembang pesat pada masa pandemi Covid-19 ketika masyarakat desa membutuhkan dukungan untuk menjaga ketahanan ekonomi dan energi.
Corporate Secretary Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, sejak awal program ini dirancang untuk memastikan masyarakat memiliki akses pada energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan secara produktif.
"Prinsip awal program ini adalah masyarakat harus punya energi - bukan energi fosil, tetapi energi baru terbarukan seperti biogas, air, dan surya. Energi itu kemudian kita dorong agar menjadi pengungkit ketahanan pangan," ujar Arya dalam Podcast Transition Buzz CNN Indonesia, Minggu (30/11).
Pertamina mencatat sudah mengembangkan 252 Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia, dan 156 di antaranya bergerak di sektor pertanian.
Pemanfaatan energi surya dan biogas terbukti memberikan dampak signifikan, terutama untuk pengairan dan pengeringan hasil panen, dengan tambahan produksi hingga 15.000 ton per panen secara kumulatif.
"Ketika musim kemarau dan pengairan menjadi tantangan, mesin berbasis solar panel tetap bekerja. Ketika energi hadir, pangan ikut tumbuh," tegas Arya.
Lebih jauh, Arya menekankan bahwa langkah Pertamina mendukung ketahanan pangan bukan semata program sosial, tetapi bagian dari tanggung jawab strategis sebagai BUMN energi dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
"Bapak Presiden sudah menetapkan pangan dan energi sebagai dua prioritas pertama dalam Asta Cita. Ketika energi menjadi fondasi, Pertamina hadir untuk memastikan desa-desa kita bisa mandiri, berdaya, dan tumbuh," ujarnya.
Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan, Widiastuti, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam mempercepat pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air.
"Energi menjadi fondasi. Di mana ada energi, di situ hadir Pertamina. Dan di mana energi hadir, di situ ketahanan pangan bisa dibangun," kata Widiastuti.
Ia menambahkan bahwa pengalaman Pertamina membina desa melalui DEB sangat relevan dengan kebutuhan pemerintah saat ini.
Kolaborasi ini bermula dari diskusi pada peringatan Hari Susu Nasional, yang kemudian berkembang menjadi kerja sama untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memperkuat ekonomi desa.
Salah satu pilar penting DEB adalah keberadaan local hero-tokoh desa yang menjadi motor penggerak implementasi energi terbarukan dan pengembangan usaha masyarakat. Dari 176 desa binaan intensif Pertamina, masing-masing memiliki figur penggerak yang mampu memimpin transformasi energi dan ekonomi.
"DEB membantu desa tumbuh lebih cepat. Energi terbarukan mendorong ketahanan pangan, UMKM, hingga peningkatan pendapatan masyarakat. Ini sangat sesuai dengan arah kebijakan Asta Cita," kata Widiastuti.
Pemerintah saat ini terus memperluas upaya meningkatkan produksi pertanian nasional. Tantangan seperti perubahan iklim, kebutuhan energi irigasi, hingga kesenjangan akses teknologi di wilayah terpencil membuat integrasi kebijakan pangan dan energi menjadi semakin mendesak.
Model yang diterapkan Pertamina melalui Desa Energi Berdikari dinilai mampu menjawab tantangan tersebut melalui pendekatan triple bottom line: energi bersih yang mendukung lingkungan, peningkatan kapasitas masyarakat, serta penguatan ekonomi desa melalui produktivitas pertanian.
Sinergi Pertamina dan Kemenko Pangan ini diharapkan menjadi model pembangunan baru yang tidak hanya menjawab kebutuhan energi dan pangan saat ini, tetapi juga menyiapkan fondasi ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.
(inh)