2026 Pupuk Subsidi Full Digital, Petrokimia Gresik Siap Kawal e-RDKK
Mulai 1 Januari 2026, Indonesia akan mencatat sejarah baru dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Seluruh proses akan berjalan 100 persen digital melalui sistem e-Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dengan pengawalan dari Petrokimia Gresik selaku anggota Holding Pupuk Indonesia.
Sistem ini menjadi unggulan karena tak menggunakan kertas secara manual, menghindari potensi pemalsuan data, dan secara keseluruhan, menekan drastis pupuk subsidi yang jatuh ke tangan spekulan atau petani yang tidak berhak.
Petrokimia Gresik menyatakan, siap total mengawal transformasi ini. Kepastian ini disampaikan di Gresik pada akhir November lalu oleh Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Adityo Wibowo.
"e-RDKK 2026 adalah game changer. Sistem ini akan membuat tata kelola pupuk bersubsidi menjadi jauh lebih transparan, akuntabel, dan efisien," kata Adityo.
Menurut Adityo, selama ini masih ada celah-celah klasik yang merugikan negara dan petani, seperti data petani yang fiktif, luasan lahan yang dibuat besar, pemalsuan kartu tani, hingga alokasi ganda di tingkat distributor. Akibatnya, pupuk subsidi sering "hilang di jalan" atau dijual eceran dengan harga komersial.
"Dengan e-RDKK, setiap petani wajib terdaftar secara digital, lahan diverifikasi lewat foto satelit dan aplikasi berbasis lokasi, serta penebusan hanya bisa dilakukan dengan Kartu Tani atau aplikasi iPubers di HP. Setiap sak karung pupuk akan memiliki barcode dan QR code yang bisa dilacak dari pabrik hingga ke tangan petani. Kalau ada yang nyasar, kita tahu persis di mana titik bocornya," papar Adityo.
Petrokimia Gresik sendiri telah menyambut era baru ini. Stok pupuk subsidi untuk musim tanam Oktober 2025-Maret 2026 sudah dipersiapkan sebesar 441.581 ton, jumlah melebihi ketentuan minimum pemerintah.
Rinciannya, pupuk NPK Phonska sebesar 377.887 ton, Urea 39.606 ton, pupuk organik 20.900 ton, dan ZA 3.188 ton. Stok ini tersebar di lima gudang lini I, yakni di Gresik, Medan, Padang, Bandar Lampung, dan Makassar.
"Kami tidak hanya menyiapkan stok yang menggunung, tapi juga infrastruktur digital yang anti-bocor," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob.
Daconi menyatakan, transformasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar ketahanan pangan dibangun di atas tata kelola yang bersih dan modern.
"Presiden sudah menegaskan berulang kali: pupuk subsidi harus sampai ke petani kecil, bukan ke spekulan atau perusahaan besar. e-RDKK adalah jawaban atas amanat itu," ujarnya.
Selain sistem digital, Petrokimia Gresik juga terus memperkuat sisi produksi. Melalui inovasi teknologi Flex-Phos di Pabrik Phonska V, kapasitas produksi NPK bersubsidi meningkat signifikan. Inovasi ini tercatat berhasil menghemat potensi kerugian Rp107,1 miliar per tahun, sekaligus menciptakan tambahan keuntungan Rp175,86 miliar.
Di lapangan, lebih dari 61.000 petani mitra Agrosolution 2025 mulai dilatih agar terbiasa dengan aplikasi digital, mulai uji tanah mobile, rekomendasi dosis pupuk berbasis data, hingga penebusan pupuk lewat ponsel.
"Kami tidak ingin petani kaget tahun depan. Makanya sejak 2024-2025 kami gencar sosialisasi dan pendampingan," ujar Daconi.
Bagi Pupuk Indonesia, isu krusial di tahun 2026 adalah pendistribusian pupuk agar benar-benar sampai ke petani dan digunakan sesuai fungsi. Dengan e-RDKK yang akan dijalankan penuh mulai Januari 2026, setiap pupuk subsidi akan tercatat, terlacak, dan diharapkan, tepat sasaran.
"InsyaAllah, 2026 menjadi titik balik. Pupuk subsidi benar-benar menjadi hak petani, bukan jadi ladang bancakan. Indonesia tidak hanya swasembada pangan, tapi juga swasembada integritas," tutup Daconi
(rea/rir)