Sebanyak 441.581 ton pupuk subsidi menggunung memenuhi gudang Petrokimia Gresik selaku anak usaha Pupuk Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pupuk itu akan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan musim tanam Oktober hingga Maret 2026.
Di antara gunungan itu, NPK Phonska menjadi yang terbanyak dengan stok sejumlah 377.887 ton, diikuti Urea 39.606 ton, pupuk organik 20.900 ton, dan ZA 3.188 ton. Jumlah stok ini tercatat melampaui ketentuan minimum dari pemerintah.
"Ini bukan sekadar stok, ini bentuk komitmen kami agar petani tidak pernah lagi mengeluh kekurangan pupuk di puncak musim tanam," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari gudang-gudang raksasa ini, truk-truk akan berangkat menuju gudang kabupaten/kota, lalu ke kios resmi, sebelum akhirnya sampai kepada jutaan petani di seluruh Indonesia. Proses ini sudah dimulai sejak awal Oktober, dan hingga kini masih terus berjalan.
"Stok yang kami siapkan agar segera ditebus untuk hasil pertanian maksimal," ujar Daconi.
Stok pupuk subsidi yang menggunung ini pun disebut menandai keseriusan nyata Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, visi yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80 beberapa waktu lalu.
Saat itu, Prabowo mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya, Indonesia menjalankan sebuah langkah maju, yakni mulai mengekspor beras. Di balik tumpukan pupuk itu, masih ada cadangan pupuk nonsubsidi sebanyak 32.619 ton yang siap menjadi penutup jika alokasi subsidi habis.
Daconi menyatakan, dengan begitu, petani di Gresik hingga Makassar yang lahannya di luar kuota atau yang ingin tambahan dosis, bisa mendapatkan pupuk subsidi tersebut.
"Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia akan terus menjaga amanah menyediakan pupuk bagi petani. Kami berharap musim tanam Okmar berjalan baik, produktivitas meningkat, dan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia," tutup Daconi.
(rea/rir)