Studi: Konsumen RI Makin Hati-hati Belanja

CNN Indonesia
Jumat, 05 Des 2025 08:50 WIB
Konsumen Indonesia semakin hati-hati dalam berbelanja di tengah kekhawatiran tekanan inflasi dan kondisi ekonomi yang masih diliputi ketidakpastian. Ilustrasi. (Istockphoto/Ridofranz).
Jakarta, CNN Indonesia --

Konsumen Indonesia semakin hati-hati dalam berbelanja di tengah kekhawatiran tekanan inflasi dan kondisi ekonomi yang masih diliputi ketidakpastian.

Berdasarkan riset UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2025 yang baru dirilis, Indeks Sentimen Konsumen di Indonesia turun dari 58 pada 2024 menjadi 55 tahun ini.

Indeks Sentimen Konsumen berasal dari enam indikator utama yang mengukur pandangan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan, serta keuangan pribadi mereka.

Terkait kondisi makro, hampir tiga dari lima orang Indonesia berpandangan positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan proporsi yang sama tetap optimis terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang, dengan sedikit peningkatan dibandingkan 2024, masing-masing di 55 persen dan 56 persen.

Pada bagian keuangan pribadi, sub-indeks terkait sentimen konsumen terhadap keuangan pribadi di masa depan, kekhawatiran atas komitmen keuangan jangka panjang, kenaikan pengeluaran rumah tangga, dan pemotongan gaji turun enam poin menjadi 53 poin dibandingkan tahun lalu.

Kendati sentimen terhadap prospek ekonomi makro masih berada di area optimistis, konsumen tetap waspada di tengah tingginya tekanan biaya.

"Iya, ada kekhawatiran, tapi bukan berarti gloomy atau kondisinya kurang bagus," ujar Head of Cards and Payment UOB Indonesia Herman Soesetyo dalam "UOB Media Editors Circle" di Jakarta, Selasa (5/12) lalu.

Menurut Herman, konsumen saat ini lebih memperketat kebiasaan belanja, terutama pada generasi X. Hal itu tercermin dari studi yang mencatat hampir separuh responden membeli lebih banyak produk saat diskon dan 43 persen membeli lebih banyak produk multifungsi. Selain itu, produk lokal juga makin dilirik.

Kehati-hatian ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran, 48 persen konsumen khawatir tentang komitmen keuangan mereka pada 2025, naik dari 39 persen di tahun 2024.

Namun, pengeluaran untuk gaya hidup dan pengalaman terus meningkat. Konsumen Indonesia menunjukkan minat yang berkelanjutan terhadap pengeluaran untuk pengalaman, termasuk perjalanan liburan, santapan mewah, konser, acara, dan festival, dengan 34 persen melaporkan peningkatan pengeluaran, naik dari 20 persen tahun lalu.

Bahkan, 85 persen dari responden kelompok Gen Z menilai pengeluaran untuk gaya hidup ini penting bagi kesejahteraan mereka, yang mencerminkan keseimbangan antara pengeluaran yang bijaksana dan kesenangan pribadi.

"Ini sangat bagus, saat mau beli itu benar-benar dipilih. Tapi secara total spending tidak berubah, malah naik," jelas Herman.

Studi ini juga mencatat, peningkatan kesadaran finansial di kalangan konsumen Indonesia. Tiga dari empat responden menabung lebih dari 10 persen dari pendapatan bulanan mereka, naik dari 70 persen pada 2024. Selain itu, sembilan dari 10 orang responden memiliki dana darurat.

Terkait pembayaran, studi mencatat konsumen makin menyukai pembayaran secara nontunai, termasuk pemindaian QR untuk membayar melalui dompet elektronik hingga aplikasi mobile banking. Tren ini didorong oleh kenyamanan, kemudahan penggunaan, dan kemampuan untuk melacak pengeluaran secara digital.

(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK