Data BPS: Indonesia Tidak Lagi Impor Beras Medium Tahun Ini

CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2025 08:06 WIB
Data BPS menunjukkan RI tidak mengimpor beras medium tahun ini.  Impor beras hanya mencakup beras premium/khusus dan beras bagi kebutuhan industri.
Data BPS menunjukkan RI tidak mengimpor beras medium tahun ini. Impor beras hanya mencakup beras premium/khusus dan beras bagi kebutuhan industri. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia tidak lagi melakukan impor beras medium pada 2025.

Impor beras yang dilakukan tahun ini hanya mencakup beras premium/khusus, serta beras yang diperuntukkan bagi kebutuhan industri.

"Sepanjang tahun 2025 sampai dengan bulan Oktober, Indonesia tidak lagi mengimpor beras medium," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amalia menjelaskan beras yang diimpor itu sebagian besar berupa broken rice atau beras pecah, yang digunakan sebagai bahan baku industri. Selain itu, sebagian impor juga merupakan beras premium dan beras dengan karakteristik tertentu yang dibutuhkan hotel, restoran, dan katering/kafe, seperti basmati dan hom mali.

BPS mencatat jenis beras yang paling banyak diimpor sepanjang Januari-Oktober 2025 adalah beras pecah bukan untuk makanan ternak (HS 10064090).

"Impor beras pecah bukan makanan ternak (HS10064090) sepanjang Januari-Oktober 2025 adalah sebanyak 286,91 ribu ton, dan impor ini turun 26,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Amalia.

Menurutnya, beras jenis ini lazim digunakan oleh industri untuk pembuatan beberapa bahan makanan seperti bihun, tepung beras hingga bubur.

Volume impor juga terlihat pada beras basmati (HS 10063050) dan beras hom mali (HS 10063040), masing-masing sebesar 3,15 ribu ton dan 600 ton. Kedua beras tersebut lazim digunakan oleh horeka dan jenis beras ini tidak diproduksi di dalam negeri

Ia mengakui memang ada impor beras medium yang tercatat pada Januari sebesar 69,75 ribu ton. Namun, beras impor tersebut adalah sisa kuota impor pada tahun sebelumnya yang masuk ke Indonesia pada awal 2025.

"Adapun impor beras medium yang tercatat pada bulan Januari sebesar 69,75 ribu ton merupakan kuota tahun 2024 dan pengirimannya tiba di bulan Januari 2025," pungkasnya.

Sebelumnya, BPS mengungkapkan Indonesia masih mengimpor 40,7 ribu ton beras per Oktober 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan impor tersebut senilai US$19,1 juta. Jika diasumsikan kurs Rp16.671 per dolar AS, maka impor itu mencapai Rp318 miliar.

"Pada Oktober 2025, impor beras sebesar 40,7 ribu ton, dengan nilai US$19,1 juta (Rp318 miliar)," ungkap Pudji dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (1/12).

"Sepanjang Januari 2025-Oktober 2025, impor beras sebesar 364,3 ribu ton dengan nilai US$178,5 juta (Rp2,9 triliun). Dan negara asal utama impor beras ini adalah, Januari 2025-Oktober 2025, dari Myanmar, Thailand, dan India," sambungnya.

Dalam keterangan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian Moch Arief Cahyono menegaskan tidak ada impor beras medium yang masuk ke Indonesia.

Beras impor yang masuk tahun ini merupakan bagian dari kebijakan beras khusus dan beras industri berbasis neraca komoditas. Kebijakan tersebut memastikan hanya jenis beras yang tidak diproduksi dalam negeri atau dibutuhkan sebagai bahan baku industri yang dapat masuk.

"Yang perlu dipahami publik tidak ada satu pun impor beras medium. Yang masuk hanya beras kebutuhan khusus, beras premium tertentu, dan beras industri. Tidak menyentuh konsumsi masyarakat umum," tegas Arief dalam keterangan tertulis yang dikutip Detik Finance.

[Gambas:Video CNN]

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER