Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan keringanan bagi debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Relaksasi dilakukan melalui restrukturisasi berupa penjadwalan ulang pembayaran cicilan KPR.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengatakan, penundaan pembayaran dapat diberikan hingga jangka waktu satu sampai dua tahun, menyesuaikan tingkat dampak yang dialami debitur.
"Kami beri restrukturisasi berupa penjadwalan ulang bisa satu hingga dua tahun," kata Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu di sela penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Udayana (Unud) terkait jasa layanan keuangan di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/12), dikutip dari ANTARA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BTN telah melakukan pendataan terhadap debitur yang terdampak di tiga provinsi tersebut. Dari data sementara, sekitar 10 ribu nasabah tercatat mengalami dampak bencana, dengan sekitar 3.000 unit rumah di antaranya mengalami kerusakan berat.
"Pendataan masih belum final karena beberapa akses masih sulit diakses," ucapnya.
Nixon mengakui cuaca buruk menjadi salah satu tantangan perbankan itu karena target berkontribusi mendukung tiga juta rumah dari pemerintah ikut terdampak.
Pemerintah memiliki program tiga juta rumah sebagai salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto yang mencakup renovasi rumah menjadi layak huni dan rumah tapak subsidi.
Tahun ini, kata dia, pihaknya berkontribusi sekitar 70 persen atau sekitar 230 ribu unit rumah dari total target pemerintah mencapai 350 ribu rumah tahun 2025.
Namun, imbuh dia, target 230 ribu unit rumah dari BUMN itu diperkirakan meleset sekitar 20 ribu unit karena terkendala cuaca buruk.
"Hujan datang lebih dulu dari yang kami perkirakan sehingga banyak yang dapat penawaran kredit dari kami, belum bisa diakadkan setelah Januari, ada penundaan karena hujan, tapi kami bukan menyalahkan hujan," ucapnya.
(ory/ory)