Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 40,01 poin atau naik 0,46 persen ke level 8.660 pada Jumat (12/12) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp29,97 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 52,22 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat tiga kali, sementara dua hari sisanya melemah. Tak heran, performa indeks tercatat menguat 0,32 persen sepanjang pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
P. H. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan selama periode tanggal 8 sampai dengan 12 Desember 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup pada zona positif.
Pada awal pekan lalu, Senin (8/12), IHSG kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai level 8.710,695. Seiring dengan itu, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menembus rekor baru sebesar Rp16.004 triliun.
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen dari Rp15.844 triliun menjadi Rp15.882 triliun pada pekan lalu. Peningkatan juga dialami oleh rata-rata volume transaksi harian, yakni sebesar 27,92 persen dari 46,39 miliar menjadi 59,35 miliar lembar saham.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan tertinggi sebesar 41,95 persen dari Rp21,34 triliun menjadi Rp30,29 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian turut mengalami kenaikan yakni sebesar 20,16 persen dari 2,66 juta kali transaksi menjadi 3,2 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp282,27 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp25,67 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (12/12).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
Lihat Juga : |
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham pada awal pekan ini bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas.
"IHSG awal pekan depan kami perkirakan bergerak mixed cenderung melemah terbatas dalam rentang level support 8.547 dan resistance 8.755 dengan indikator MACD terjadi deathcross," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (14/12).
Ia memperkirakan pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari domestik, pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan tetap di level 4,75 persen, meski The Fed diproyeksikan memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin.
Kebijakan ini dinilai bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi, sehingga respons pasar diperkirakan cenderung moderat.
Dari eksternal, Oktavianus menjelaskan pasar juga mencermati rilis data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan meningkat menjadi 4,6 persen secara tahunan (yoy) pada November 2025. Kondisi tersebut berpotensi memengaruhi sikap The Fed ke arah yang lebih dovish.
Selain itu, kata dia, kenaikan harga emas turut menjadi sentimen positif. Penguatan harga logam mulia ini diperkirakan terjadi seiring potensi pemangkasan FFR sebesar 25 basis poin, yang berpeluang mendorong minat investor terhadap saham-saham emiten terkait emas.
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk atau ADMR yang ditutup menguat 2,94 persen ke posisi 1.400 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi ADMR dapat menyentuh level 1.590 pada pekan ini.
Kedua, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk atau PSAB yang ditutup menguat 11,01 persen ke posisi 605 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi PSAB dapat menyentuh level 700 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan dalam sepekan ke depan, IHSG bergerak volatil dan masih rawan mengalami koreksi.
"Selama sepekan ke depan, kami memperkirakan IHSG cenderung volatile dengan adanya rawan koreksi dengan support 8.493 dan resist 8.821," ujar Herditya.
Herditya memperkirakan pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah sentimen global dan domestik.
Dari eksternal, pasar mencermati rilis data ketenagakerjaan dan Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang dinilai masih kurang stabil. Di sisi domestik, keputusan suku bunga BI diperkirakan tetap atau stay.
Selain itu, Herditya melihat investor juga akan memperhatikan perkembangan geopolitik global yang tengah memanas. Sentimen lainnya datang dari pergerakan harga emas dunia yang cenderung menguat, yang berpotensi memengaruhi minat investor di pasar saham.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham PT Elnusa Tbk atau ELSA yang ditutup menguat 0,81 persen ke level 496 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ELSA dapat menyentuh level 520 pada pekan ini..
Kemudian, Herditya pun merekomendasikan saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk atau CBDK yang ditutup menguat 2,65 persen ke level 8.700 pada pekan lalu. Ia memproyeksi CBDK dapat menyentuh level 9.525 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk atau RATU yang ditutup menguat 1,53 persen ke posisi 11.625 pada pekan lalu. Ia memproyeksi RATU bisa menyentuh level 12.675 pada pekan ini.
Catatan Redaksi: Berita ini tidak dibuat untuk merekomendasikan atau tidak merekomendasikan saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
(pta)