Berkat BRI, UMKM Batik Olah Kain Perca Jadi Fashion Premium

BRI | CNN Indonesia
Senin, 15 Des 2025 09:43 WIB
Batik Malessa, usaha fesyen di Surakarta, memberdayakan perempuan melalui pelatihan dan dukungan BRI, Kini, produk premium mereka mendunia.
Foto: BRI
Jakarta, CNN Indonesia --

Usaha fesyen Batik Malessa yang berbasis di Kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, terus berkembang dan memberdayakan masyarakat sekitar berkat dukungan pembiayaan dan pendampingan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Batik Malessa didirikan oleh Madu Mastuti pada 2018 dengan mimpi sederhana, yakni menciptakan ruang bagi ibu rumah tangga agar tetap berdaya tanpa harus meninggalkan peran dalam keluarga.

Gagasan tersebut berangkat dari kepeduliannya melihat banyak perempuan di lingkungannya memiliki keterampilan, namun tidak memiliki akses atau ruang untuk bekerja. Untuk itu, ia ingin memberdayakan ibu rumah tangga agar bisa menopang ekonomi keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu," kata Madu bercerita dikutip Senin (15/12).

Seiring berjalannya waktu, Batik Malessa tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga berkembang menjadi sumber inspirasi bagi perempuan di sekitarnya. Usaha ini pun mulai merambah ke bidang kerajinan dan fashion dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

"Lama-lama usaha berkembang, hingga merambah ke bidang kerajinan dan fashion. Kami memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk fashion," ujarnya.

Kombinasi batik, lurik, dan tenun tersebut kemudian diolah menjadi produk fesyen yang lebih eksklusif. Dari bahan-bahan yang sebelumnya dianggap sederhana, lahirlah produk premium dengan ciri khas kuat dan nilai jual tinggi, jauh melampaui sekadar busana rumahan.

Nama "Malessa" bukan sekadar label dagang. Ia merupakan gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa, sehingga merepresentasikan perjalanan pribadi dan usaha keluarga. Semua legalitas usaha juga sudah lengkap, mulai HAKI, NIB, hingga TKDN.

Produk Malessa terbagi menjadi dua lini utama. Pertama, produk massal seperti daster dan busana rumahan yang dipasarkan di toko oleh-oleh besar. Kedua, produk premium hasil padu padan batik, lurik, dan tenun yang dirancang secara eksklusif.

Proses produksi Malessa menerapkan standar quality control yang ketat. Setiap desain dibuat sketsanya terlebih dahulu agar unik, dan semua sisa kain dimanfaatkan untuk membuat tas, topi, bantal, dompet, hingga gantungan kunci. Prinsip zero waste dijalankan dengan konsisten.

Keunikan ini membuat produk Malessa banyak dilirik. Dari MC Piala Dunia U-17 hingga pejabat publik, beberapa tokoh pernah mengenakan busana hasil karya Malessa. Kepercayaan pasar ini menegaskan kualitas dan kreativitas usaha rumahan ini.

Rumah produksi Malessa kini tidak hanya milik Madu, tetapi juga milik para pengrajin di sekitarnya. Ada delapan orang yang terlibat, enam perempuan dan dua laki-laki, mulai dari penjahit hingga kurir. Dua pekerja bahkan sudah didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan.

Kapasitas produksi meningkat hingga 40% setelah memperoleh tambahan mesin jahit dan mesin potong melalui pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

"Alhamdulillah, dari tahun 2018 sampai 2025, usaha kami terus berkembang dan sudah memberdayakan masyarakat sekitar. Kini, kami memiliki mitra kerja dengan toko oleh-oleh dan toko batik di dalam maupun luar kota, bahkan di bandara-bandara," ujarnya.

Dukungan BRI melalui Rumah BUMN BRI Solo menjadi momentum penting bagi Malessa. Tidak hanya modal, Madu juga mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan yang digelar Rumah BUMN BRI Solo, mulai dari BIMTEK ekspor hingga program BRIncubator yang membekali UMKM dengan ilmu bisnis, digitalisasi, dan kesiapan ekspor.

Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi Madu dan timnya. Berbekal pelatihan tersebut, produk Malessa kini tersebar di berbagai toko, bandara, dan hotel di Surakarta. Produk mereka juga pernah dipamerkan di luar negeri, termasuk Belanda, Swiss, dan Australia.

"Program-program BRI itu luar biasa. Saya mendapatkan banyak ilmu baru, pendampingan, dan orientasi peningkatan kapasitas agar UMKM bisa naik kelas dan siap ekspor," katanya.

Bagi Madu, Malessa Fashion & Craft bukan sekadar usaha. Ini menjadi rumah bagi mimpi banyak perempuan, tempat mereka belajar keterampilan, berdaya, dan meningkatkan ekonomi keluarga.

Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan adalah inti dari visi usahanya. Prinsipnya sederhana, jika ibu-ibu berdaya, ekonomi keluarga dan masyarakat ikut kuat. Malessa menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kolaborasi bisa mengubah kehidupan.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan BRI terus membuktikan komitmen kuat dalam mendorong UMKM agar berkembang dan naik kelas melalui beragam program pemberdayaan, termasuk Rumah BUMN BRI.

Selain memberikan fasilitas permodalan, BRI juga menghadirkan pembinaan, pendampingan usaha, serta membuka akses pasar yang lebih luas hingga mancanegara.

Hingga akhir September 2025, BRI telah membina 54 Rumah BUMN BRI dan telah melaksanakan lebih dari 17 ribu pelatihan.

"Upaya ini merupakan bagian dari strategi BRI untuk memperkuat ekosistem UMKM di berbagai di daerah di Indonesia. Dengan dukungan pemberdayaan BRI, UMKM diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar" tegasnya.

(inh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER