Lesu Jualan Parsel Jelang Nataru, Bingkisan Cantik Sekadar Pajangan
Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal menghitung hari, tetapi sejumlah pedagang parsel di pusat penjualan parcel Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, justru mengeluhkan penjualan bingkisan cenderung stagnan, bahkan menurun dibandingkan tahun lalu.
Deretan hantaran yang dihias cantik masih berjajar rapi di kios-kios. Lalu lalang pembeli tampak tidak sepadat tahun lalu. Hanya satu dua orang yang terlihat bertanya-tanya di beberapa kios kepada pedagang.
Seorang pedagang parsel bernama Sri mengaku penjualan tahun ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu, padahal perayaan Natal dan Tahun Baru tinggal sebentar lagi.
"Lebih rame tahun lalu, biasanya tanggal segini (22 Desember) sudah mulai ramai pesanan, tetapi sekarang justru sepi," cerita Sri saat ditemui CNNIndonesia.com di Pusat Penjualan Parcel Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, Senin (22/12) lalu.
Sri pun bercerita selama sebulan terakhir pada masa menjelang Nataru ini, parcel yang berhasil terjual hanya sekitar 200-300 paket. Angka tersebut, sambung Sri, cenderung menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Agar penjualan parcel tidak terlalu amsyong, Sri banyak menyesuaikan tema bingkisan dengan selera dan budget konsumen, mulai dari parsel makanan hingga barang pecah belah.
"Sekarang mah lebih disesuakan ke selera dan budget dari konsumen aja, pengennya gimana. Untuk parsel makanan mulai dari harga Rp300 ribu sampai Rp400 ribu, untuk parsel pecah belah bisa mulai dari harga di bawah Rp1 juta," jelasnya.
Ia menduga penjualan bingkisan turun karena kemungkinan momen Nataru yang berdekatan dengan Imlek dan Idulfitri.
"Iya, sekarang lebih sepi karena masih ada Imlek dan lebaran (Idulfitri) nanti kan," kata Sri.
Senada, seorang karyawan di kios yang berbeda bernama Asep pun membenarkan penjualan parsel memang lebih ramai saat menjelang Lebaran. Menurutnya, budaya mengirim bingkisan saat Idulfitri lebih umum dilakukan ketimbang di momen Nataru.
"Biasanya memang lebih ramai pesanan parsel saat Lebaran (Idulfitri), karena kan masyarakat lebih umum gitu buat ngasihnya," ujar Asep.
Asep mengaku di momen Nataru lebih banyak mengerjakan parsel untuk konsumen yang sudah berlangganan, baik dari perusahaan maupun perorangan.
"Untuk Natal saya biasanya banyak ngerjain yang sudah langganan, dari kantor atau ya seorangan gitu, sih," tambahnya.
Seorang pembeli parsel bernama Kristi membenarkan lebih selektif dalam pembelian parsel. Ia membuat daftar harga, jumlah bingkisan yang mau dibeli hingga kepada siapa hantaran itu dikirim. Pasalnya, momen Nataru kali ini berdekatan dengan Idulfitri.
Ia mengakali budget belanja dengan memberikan parsel Nataru hanya kepada orang-orang yang merasakan Natal saja. Hal itu dilakukan agar ia bisa bisa mengirimkan hantaran Lebaran kepada kerabat dan teman muslim saat Idulfitri nanti.
"Jadi nanti untuk orang-orang yang lebaran nanti saya bisa kasih juga gitu, sih," pungkasnya.
(fln/pta)