SEHAT DENGAN YOGA

Tak Semua Pengidap Penyakit Boleh Beryoga

CNN Indonesia
Selasa, 14 Okt 2014 16:55 WIB
Gerakan sebaiknya tidak tiba-tiba dan tidak ekstrem. Biasanya, gerakan yoga ringanlah yang paling sesuai untuk beberapa kondisi kesehatan.
Salah satu gerakan yoga. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manfaat yoga memang sudah terkenal sejak dulu. Olahraga ini menekankan meditasi, relaksasi, dan penguatan otot. Bukan hanya itu, yoga juga melenturkan otot.

Misalnya saja untuk nyeri sendi. "Yoga sangat efektif untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi dan membantu mengurangi gejalanya seperti kekakuan pada tubuh dengan membuat lebih relaks," kata Simon Moyes, konsultan ortopedik di The Wellington Hospital di London, Inggris.
 
Seperti dikutip dari laman Express, beberapa hari lalu di Inggris saja saat ini ada 10 juta orang di Inggris yang terserang nyeri sendi.

Sejauh ini solusi yang hanya diberikan hanya seputar pemberikan obat nyeri sendi, antiradang dan paling berat adalah penanganan dengan pembedahan penggantian sendi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kini para ahli medis malah menyarankan agar pengidap nyeri sendi cukup berolahraga yoga saja. “Perubahan kecil dan mudah pada gaya hidup keseharian bisa sangat efektif untuk menjaga kesehatan sendi, bahkan juga memperlambat progres nyeri sendi,” kata  Moyes.

Bukan hanya masalah kesehaatan fisik, kesehatan mental juga tak luput dari manfaat yoga. Dari sebuah survei online yang hasilnya dipublikasikan Medicadaily, terhitung 70 responden mengatakan mendapat manfaat kebugaran mental dari yoga.

Di antaranya ada yang menjawab "yoga telah menbawa perubahan hidup" bahka juga ada yang  menyebut "yoga telah  menyelamatkan hidupku."

Hanya memang tidak semua responden mengatakan mendapat manfaat dari yoga. Misalnya pada beberapa orang pengidap kelainan bipolar, yoga malah diakui mengakibatkan irama nafas yang cepat.

Ada pula yang mengatakan,"Saya memang bisa merasa relaks, hampir kondisi katatonik. Namun pikiranku malah merasa depresi. Setelah beryoga saya malah sakit dan tak bisa bangkit dari ranjang selama tiga hari."

Beragamnya efek beryoga ini membuat Michael Triangto, dokter spesialis kesehatan olahraga menyarankan pelaku yoga untuk tahu dulu apa kebutuhannya.

Juga memahami sejauh mana kemampuan dirinya. "Tetapkan tujuan yang ingin dicapai dari yoga supaya mendapat hasil maksimal," kata Michael saat dihubungi CNN Indonesia lewat telepon, Selasa (14/10).

Michael menjelaskan memang yoga sangat bermanfaat untuk mengatasi nyeri, baik yang terjadi di bahu, pinggang, leher, maupun punggung.  Selain itu, yoga juga punya segudang manfaat lain, seperti meningkatkan keseimbangan tubuh dan melatih otot inti.

"Yoga bagus untuk melatih tulang belakang. Orang yang bungkuk cocok melakukan yoga," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta ini. Olahraga ini juga bisa dilakukan orang lanjut usia asalkan sesuai dengan kemampuan mereka.

"Masalah yang sering dialami orang lanjut usia adalah kekakuan otot, radang sendi, serta osteoporosis (pengeroposan tulang). Yoga bagus untuk melatih kelenturan otot mereka," ujarnya.

Namun, Michael mengatakan gerakan bagi orang lanjut usia harus disesuaikan, tidak boleh terlalu berat.

Gerakan sebaiknya tidak tiba-tiba dan tidak ekstrem. Biasanya, gerakan yoga ringanlah yang paling sesuai untuk orang lanjut usia. Namun, faktor usia bukanlah yang utama.

Michael bercerita pasiennya yang telah lanjut usia bisa melakukan gerakan-gerakan sulit karena terbiasa melakukannya sejak kecil. Jadi, kasusnya berbeda pada setiap orang.

Tidak cocok untuk segala jenis penyakit

Michael menjelaskan yoga tidak selalu cocok untuk bantu atasi semua penyakit. Misalnya asma.

"Penderita asma akan lebih cocok melakukan olahraga kardio. Namun, tetap harus dilihat kasusnya seperti apa, karena ada jenis asma yang muncul karena terstimulasi oleh kegiatan olahraga," tuturnya.

Namun, ia sependapat bahwa sistem pernapasan dalam yoga memiliki efek positif pada pasien asma. Hanya, dampaknya tidak terlalu signifikan.

Begitu pula dengan pasien bipolar dan hiperaktif. "Harus dilihat dulu kasus bipolarnya seperti apa. Bila ia sedang tenang tentu yoga bagus untuk dirinya, tetapi bila ia sedang tidak tenang, malah akan memberi efek negatif, misalnya timbul rasa curiga," kata Michael.

Sementara, pada pasien hiperaktif, Michael meragukan mereka bisa tenang dan berkonsentrasi melakukan yoga. "Secara teoretis mungkin ada dampak positif yoga terhadap mereka, tetapi apakah mereka bisa diajak yoga dengan tenang?" tanyanya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER