Malam itu, Rabu (5/11) wajah Samuel Franklyn (47) mendadak sumringah. Tak disangka, janji Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyambangi kediamannya di bilangan Jakarta Barat benar-benar ditepati.
Bersama jajaran Kementerian dan Founder Kaskus Andrew Darwis, Rudiantara menembus sempitnya Jalan Asem IV di Kecamatan Tanjung Duren. Tepat pukul 21.02 WIB, ia tiba di kontrakan pria yang mahir pemrograman Java tersebut.
"Halo Pak Sam, apa kabar? Ini bapak Menteri, Rudiantara," sapa mantan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mending cari orang yang jago silat sekalian biar dia bisa patahin tulang saya.Samuel Franklyn |
Sam mengakui, mentalnya mulai jatuh tatkala dokter rumah sakit memvonisnya mengalami retak tulang belakang yang menyebabkan bantalan Nucleus Pulposus-nya pecah.
Itu diketahui dari hasil CT-Scan. Sejak itu, ia mulai merasakan lumpuh mulai dari kaki hingga bagian dada. Kondisinya mengharuskan Sam meminta izin ke kantor untuk bisa bekerja di rumah.
"Hampir enam bulan saya kerja di rumah. Sampai akhirnya saya dirumahkan karena enggak bisa selalu ikut rapat. Kerja saya sekarang sifatnya cuma sebagai kontraktor program, tapi tetap semangat," ujarnya.
Saat ini, Sam bilang, dirinya tengah mengerjakan proyek aplikasi tiket untuk kantor lamanya, yakni Galileo Indonesia. Galileo sendiri merupakan perusahaan penyedia paket wisata dengan destinasi tujuan ke domestik dan luar negeri.
Untuk mengerjakan proyek aplikasi, San harus memodifikasi bentuk penyangga laptop 14 inchi-nya.
Beruntung, selama di pesakitan ia juga dibantu seorang pengasuh. Tugasnya mengurusi Sam mulai dari makan, mandi, hingga keperluan MCK. "Saya enggak bisa banyak gerak sekarang. Tapi saya sadar kalau harus mandiri, mungkin juga karena umur," ujarnya sambil terkekeh.
Belajar dari keju dan kopi
Yang membuat terenyuh, di akhir perbicangan Sam sama sekali tak meminta belas kasihan orang untuk membiayai penyakitnya. Padahal, itu diprediksi mencapai ratusan juta. Sam tidak berharap orang membantunya untuk menjalani terapi tarik tulang belakang atau Chiropractic, terapi listrik dan akupuntur, Magnetic Resonance Imaging (MRI), maupun menyewa jago silat.
Sam hanya ingin ada orang baik yang membawakannya keju dan kopi dari beberapa negara. Bukan karena suka. Dari dua bahan makanan itu, Sam belajar mengambil filosofi.
"Keju dan kopi itu dibuat oleh petani dengan kerja keras dan kesungguhan. Saya mau belajar dari sana," tuturnya.
Sam merupakan satu dari beberapa contoh penderita HNP yang mampu terus berkreasi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sebelumnya, pelawak yang terkenal dengan slogan "Jari-Jari", Pepeng juga menderita kelumpuhan yang hampir sama dengan Sam.
Meski begitu, Pepeng patut berbangga karena dengan kondisinya yang terbaring di tempat tidur ia mampu meraih magister psikologi dari Universitas Indonesia.
Apakah masih hilang asa setelah melihat semangat mereka?
"Saya tidak belajar tentang filosofi produksi kopi, keju, dan Chiropractic yang ternyata punya makna dalam. Saya datang ke sini cuma mau belajar semangat hidup dari Sam," seru Rudiantara sambil meninggalkan singgasana Sammy yang berukuran 3x5 meter.