Jakarta, CNN Indonesia -- Di dunia kerja kita mengenal istilah
nine to five yang populer. Karyawan mulai bekerja pada pukul sembilan pagi hingga pukul lima sore. Namun, tidak semua pekerja memiliki jam kerja normal seperti itu.
Beberapa jenis pekerjaan mengharuskan seseorang bekerja di luar kebiasaan jam kerja pada umumnya. Seperti misalnya profesi wartawan, ahli medis, penjaga keamanan, dan lain-lain. Namun para ilmuwan memperingatkan, bekerja di jam antisosial seperti itu dapat menuakan usia otak sebelum waktunya dan menumpulkan kemampuan intelektual.
Studi yang dimuat dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menemukan adanya satu dekade pergeseran usia otak dalam waktu lebih dari enam tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilaporkan dari laman resmi jurnal kesehatan tersebut, ada beberapa pemulihan setelah seseorang berhenti dari jam kerja antisosial, tetapi pemulihan itu membutuhkan waktu sampai lima tahun agar kembali normal.
Para ahli mengatakan bahwa temuan tersebut dapat menjadi hal penting dalam demensia karena banyak pasien yang mengalami gangguan tidur. Jam kerja internal tubuh dirancang bagi manusia untuk menjadi aktif pada siang hari dan tidur pada malam hari.
Efek berbahaya yang dapat merusak tubuh karena bekerja melawan jam tubuh diantara yang paling sering terjadi adalah mulai dari kanker payudara sampai obesitas.
Tim peneliti dari Universitas of Swansea dan Universitas Toulouse menemukan adanya dampak pada pikiran juga. Tiga ribu orang di Perancis melakukan sejumlah tes diantaranya tes memori, kecepatan berpikir, dan kemampuan kognitif yang luas.
Kemampuan otak secara alami akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Namun para peneliti menemukan bekerja di pergeseran waktu tak lazim dapat mempercepat proses tersebut.
Mereka yang lebih dari sepuluh tahun bekerja pada jam di luar kebiasaan sosial memiliki hasil yang sama seperti orang dengan usia enam setengah tahun lebih tua. Kabar baiknya adalah, saat orang-orang dalam penelitian berhenti dari pekerjaan dengan pergeseran waktu, otak mereka dapat dipulihkan. Meskipun membutuhkan waktu selama lima tahun.
Philip Tucker, profesor yang merupakan bagian dari tim peneliti Swansea mengatakan, "Ini adalah penurunan yang cukup besar dalam fungsi otak, ada kemungkinan ketika orang tersebut mencoba melakukan tugas kognitif yang kompleks mereka membuat lebih banyak kesalahan dan ketidaksengajaan."
"Satu dari seratus orang akan membuat kesalahan dengan konsekuensi besar. Namun sulit melihat seberapa besar perbedaan itu dalam kehidupan sehari-hari."
Menurut Philip, ada cara untuk mengurangi dampak dengan cara merancang jadwal kerja dan pemeriksaan medis secara rutin, mencakup tes kinerja kognitif untuk mencari tanda-tanda bahaya.
Michael Hastings, profesor dari UK Medical Research Council's Laboratory of Molecular Biology mengatakan, "Temuan ini memiliki konsekuensi penting dalam demensia yang diketahui dapat merusak pola tidur dengan cara yang sama dengan kerja dengan pergeseran waktu."
Menurut Michael, jika seseorang dapat menjaga siklus tidur dan bangun yang kuat, dia tidak mungkin dapat membalikkan degenerasi syaraf.